Dari Aisyah ra. berkata bahwa Nabi SAW melakukan shalat malam hingga
pecah-pecah kakinya. Aku bertanya, "Mengapa sampai demikian Ya
Rasulullah? Bukankah Allah telah mengampuni semua dosamu, baik yang
telah lewat atau yang belum?" Beliau menjawab, "Tidak bolehkah aku
menjadi seorang hamba yang bersyukur?" (HR Bukhari Muslim)
On the authority of `A'ishah (may Allah be pleased with her) who
reported: The Prophet (may peace be upon him) would stand (in prayer) so
long that the skin of his feet would crack. I asked him, "Why do you do
this while your past and future sins have been forgiven?" He said,
"Should I not be a grateful slave of Allah?"
Fawaid
1. Beribadah kepada Allah SWT bukan hanya karena
kita berharap pahala semata, tetapi juga dimotivasi atas rasa syukur
kita terhadap semua nikmat yang telah kita peroleh.
2. Bentuk
syukur yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW bukan dengan pesta pora,
makan-makan, bagi-bagi hadiah atau kaulan, apalagi melakukan aneka ragam
maksiat. Tetapi wujud syukur salah satunya adalah dengan melakukan
shalat tahajjud hingga kaki pecah-pecah.
3. Ibnu Abi Jamrah
menyebutkan bahwa janganlah seseorang diantara kita terbetik dalam
benaknya bahwa yang dimaksud dengan dosa-dosa Rasululah SAW sebagaimana
dosa-dosa kita manusia. Sebab tiap nabi itu makshum (terpelihara dari
dosa besar dan kecil).
Sumber: Shafwatul Ahadits (CD), waqaf M. Rasyid Ali Maktum

Post a Comment