IMAM AHMAD (164-241 H/ 780-855 M)

Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah bin Muhammad bin Hanbal Al Marwazy. Dia adalah ulama hadits terkenal kelahiran Baghdad. Dia dilahirkan pada bulan Rabiul Awal, tahun 164 H/780 M. Beliau terkenal sebagai salah seorang pendiri madzhab yang dikenal dengan nama Hanabilah (Hanbaly). Beliau mulai mencari hadits sejak berumur 16 tahun hingga merantau ke kota-kota di Timur Tengah. Dari perantauan inilah, beliau mendapatkan guru-guru kenamaan, antara lain: Sufyan bin ‘Uyainah, Ibrahim bin Sa’ad, Yahya bin Qaththan. Dan beliau adalah salah seorang murid Imam As Syafi’i yang paling setia. Dia merupakan seorang ahli hadits yang diakui kewara’an dan kezuhudannya. Menurut Abu Zur’ah, beliau mempunyai tulisan sebanyak 12 macam yang dikuasai di luar kepala. Beliau juga mempunyai hafalan matan hadits sebanyak 1.000.000 buah. Karya beliau yang sangat gemilang adalah Musnadul Kabir. Kitab ini berisikan 40.000 buah hadits yang 10.000 di antaranya merupakan hadits ulangan. Karya beliau yang paling utama adalah Musnad Ahmad yang tersusun dari 30.000 ahadits dalam 24 juz. Beliau pulang ke rahmatullah pada hari Jumat Rabiul Awal, 241 H/855 M di Baghdad dan dikebumikan di Marwaz yang mana jenazahnya diantar oleh 800.000 orang laki-laki dan 60.000 orang perempuan.

IMAM IBNU MAJAH (209-273 H/ 824-887 M)

Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Yazid bin Majah al-Qadziani Ar Raba’i Al Qazwani. Beliau lahir di Qazwin, Iran 209 H/824 M. Majah adalah nama gelar (Laqab) bagi Yazid, ayahnya yang dikenal juga dengan nama Majah Maula Rab’at. Ada juga pendapat yang menyebutkan bahwa Majah adalah kakeknya Ibnu Majah. Ibnu Majah memiliki keahlian dalam bidang hadits, ahli tafsir dan ahli sejarah Islam. Ada 2 (dua) keahliannya dalam bidang tafsir yaitu tafsir Al Qur’an Al Karim dan At Tarikh. Pada usia 21 tahun dia mulai mengadakan perjalanan untuk mengumpulkan hadits. Dengan cara tersebut dia telah mendapatkan hadits-hadits dari para ulama terkenal yang mana juga sebagai gurunya seperti Abu Bakar bin Abi Syaibah, Muhammad bin Abdullah bin Numaayr, Hisyam bin Ammar, Ahmad bin Al Azhar, Basyar bin Adam serta para pengikut Imam Malik dan Al Layss. Karya utama Ibnu majah dalam bidang hadits adalah Sunan Ibnu Majah yang dikenal sebagai salah satu dari enam kitab kumpulan hadits yang terkenal dengan julukan Al Kutub As Sittah (kitab yang enam). Lima kitab hadits yang lain dari kumpulan tersebut adalah Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan At Tirmidzi dan Sunan An Nasa’i (disebut dengan Sunan, karena kitab ini mengandung ahadits yang menyinggung masalah duniawi/mu’amalah). Ibnu Majah wafat di tempat kelahirannya Qazwin hari Selasa, tanggal 20 Ramadhan 273 H/18 Pebruari 887 M dalam usia 64 tahun.

IMAM AN-NASA’I (215-303 H/ 830-915 M)

An-Nasa’i memiliki nama lengkap Abu Abdir Rahman Ahmad bin Syu’aib an-Nasa’i bin Ali bin Bahr bin Sinan. Sedangkan nama panggilannya adalah Abu Abdul Rahman An-Nasa’i. Beliau lahir di Nasa’, Khurasan 215 H/830 M. Seorang ahli hadits ini memilih Mesir sebagai tempat menyiarkan hadits-hadits. Beliau mempunyai keahlian dalam bidang hadits dan ahli fiqih dalam mazhab Syafi’i. Di kota Damaskus ia menulis kitab Khasais Ali ibn Abi Thalib (Keistimewaan Ali bin Abi Thalib). Sedangkan karya-karyanya yang lain yaitu: · As Sunan Al Kubra (Sunan-sunan yang Agung). · As Sunan Al Mujtaba (Sunan-sunan Pilihan). · Kitab At Tamyiz (Pembeda) · Kitab Ad Du’afa (Tentang Orang-orang Kecil). · Khasais Amir Al Mu’minin Ali ibn Abi Thalib. · Manasik Al Hajj (Cara Ibadah Haji). · Tafsir Dari kitab-kitab tersebut, As-Sunan Al Kubra merupakan karya terbesarnya. Beliau memiliki guru-guru dalam bidang hadits antara lain: Qutaibah bin Sya’id, Ishaq bin Ibrahim, Ahmad bin Abdul Amru bin Ali, Hamid bin Mas’adah, Imran bin Musa, Muhammad bin Maslamah, Ali bin Hajar, Muhammad bin Mansyur, Ya’kub bin Ibrahim, dan Haris bin Miskin. An-Nasa’i meninggal dunia di kota Ramlah, Palestina dan dikuburkan di antara Shafa dan Marwah di Mekah pada hari Senin, 13 Safar tahun 303 H/915 M dalam usia 88 tahun.

IMAM AT-TIRMIDZI (209-279 H/ 824-892 M)

Beliau mempunyai nama lengkap Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah at Tirmidzi bin Musa bin Dahhak As Sulami Al Buqi. Ia lahir di Termez, Tadzikistan pada bulan Dzulhijah 209 H/824 M. Ia merupakan ilmuwan Islam, pengumpul hadits kanonik (standar buku). Abu Ya’la Al Khalili, seorang ahli hadits menyatakan bahwa At Tirmidzi adalah seorang Siqah (terpercaya) dan hal ini disepakati oleh para ulama. Ibnu Hibban Al Busti (ahli hadits) mengakui kemampuan At Tirmdzi dalam hal menghafal, menghimpun dan menyusun hadits. At Tirmidzi adalah seorang murid dari Imam Bukhari dan beberapa guru lainnya seperti: Qutaibah bin Sa’id, Ishaq bin Musa. Kitab beliau yang terkenal, Jami’ at-Tirmidzi menyebutkan seputar permasalahan fiqh dengan penjelasan yang terperinci. Beliau juga memiliki kitab Ilalul Hadits. Pada usia 70 tahun, ia meninggal di tempat kelahirannya Termez pada akhir Rajab tahun 279 H/892 M.

IMAM ABU DAWUD (202-275 H/ 817-889 M)

Nama lengkapnya adalah Abu Dawud Sulaiman bin Al Asy’ats bin Ishaq bin Basyir bin Syidad bin Amr bin Amran Al Azdi As Sijistani. Ia dilahirkan di Sijistan (antara Iran dan Afganistan) pada 202 H/817 M. Ia seorang ulama, hafizh (penghafal Al Qur’an) dan ahli dalam berbagai ilmu pengetahuan tentang ke-Islaman khususnya dalam bidang ilmu fiqih dan hadits. Dia berguru kepada para pakar hadits, seperti: Ibnu Amr Ad Darir, Qa’nabi, Abi Al Walid At Tayalisi, Sulaiman bin Harb, Imam Hambali, Yahya bin Ma’in, Qutaibah bin Sa’id, Utsman bin Abi Syaibah, Abdullah bin Maslamah, Musaddad bin Marjuq, Abdullah bin Muhammad An Nafili, Muhammad bin Basyar, Zuhair bin Harb, Ubaidillah bin Umar bin Maisarah, Abu bakar bin Abi Syaibah, Muhammad bin Mutsanna, dan Muhammad bin Al Ala. Abu Dawud menghasilkan sebuah karya terbaiknya yaitu Kitab Sunan Abi Dawud. Kitab ini dinilai sebagai kitab standar peringkat 2 (kedua) dalam bidang hadits setelah kitab standar peringkat pertama yaitu Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Dalam kitabnya tersebut Abu Dawud mengumpulkan 4.800 buah hadits dari 500.000 hadits yang ia catat dan hafal. Karangan Abu Dawud yang berjumlah 20 judul dan tidak kurang dari 13 judul kitab telah mengulas karya tersebut dalam bentuk syarh (komentar), mukhtasar (ringkasan), tahzib (revisi) dll. Beliau tinggal dan menetap di Basra dan akhirnya wafat di Basrah pada tahun 275 H/889 M dalam usia 73 tahun. Buku beliau ini, utamanya menggabungkan antara riwayat-riwayat yang berkaitan dengan ahkam dengan ringkasan (mukhtasar) permasalahan fiqih yang berkaitan dengan hukum. Bukunya tersusun dari 4.800 ahadits. Al Khathaby mengomentari bahwa Kitab Sunan Abu Dawud itu adalah kitab yang lebih banyak fiqih-nya daripada Kitab As Shahihain.

IMAM MUSLIM (204-261 H/ 783-840 M)

Beliau mempunyai nama lengkap Abul Husain Muslim bin Al Hajaj Al Qusyairy. Beliau dilahirkan di Nisabur, Iran tahun 204 H/820 M. Dia adalah muhadditsin dan hafidz yang terpercaya. Dia pergi ke berbagai kota untuk berguru hadits kepada Yahya bin Yahya, Ishaq bin Rahawaih, Muhammad bin Mahran, Abu Hasan, Ibnu Hanbal, Abdullah bin Maslamah, Yazid bin Mansur dan Abu Mas’ad, Amir bin Sawad, Harmalah bin Yahya, Qatadah bin Sa’id, Al Qa’naby, Ismail bin Abi Uwais, Muhammad bin Al Mutsanna, Muhammad bin Rumhi dan lain-lain. Dalam bidang hadits, beliau memiliki karya Jami’ush Shahih. Jumhur ulama mengakui kitab Shahih Muslim adalah secermat-cermat isnadnya dan sekurang-kurang perulangannya. Kitab ini berisikan 7.273 buah hadits, termasuk dengan yang terulang. Karya lainnya ialah: · Musnadul Kabir (Kitab yang menerangkan tentang nama-nama rijalul hadits) · Al Jami’ul Kabir · Kitabul ‘ilal wa kitabu auhamil muhadditsin · Kitabut Tamyiz · Kitab man laisa lahu illa rawin wahidun · Kitabut thabaqatut tabi’in · Kitabul Muhadiramin Beliau wafat pada hari Minggu, Rajab tahun 261 H/875 M dan dikebumikan pada hari Senin di Nisabur. menulis Kitab Shahih Muslim yang terdiri dari 7180 Hadits . Guru-guru beliau: Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Bukhari. Adapun murid murid beliau: Imam at-Tirmidzi, Abū Hatim ar-Razi dan Abū Bakr bin Khuzaimah termasuk. Buku beliau memiliki derajat tertinggi di dalam pengkategorisasian (tabwib). Kedua Ulama Ahli hadits ini biasa disebut dengan As Syaikhani (الشيخان ) dan kedua kitab Shahih beliau berdua disebut Shahihain (الصحيحين) sedangkan hadits yang diriwayatkan oleh mereka berdua dari sumber sahabat yang sama disebut muttafaq ‘alaih (متفق عليه )

IMAM BUKHARI (194-256 H/ 773-835 M)

Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail Al Bukhari bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah. Beliau dilahirkan di Bukhara, Uzbekistan setelah Shalat Jumat, pada tanggal 13 Syawal 194 H/810 M. Muhadditsin ini sangat wara’, banyak membaca Al Qur’an siang malam serta, gemar berbuat kebajikan. Sejak umur 10 tahun, dia sudah mempunyai hafalan hadits yang tidak sedikit jumlahnya. Beliau telah menulis Kitab Hadits yang memuat 600.000 hadits kemudian beliau pilih lagi menjadi 100.000 hadits shahih dan 1000 hadits TIDAK shahih. Shahih al-Bukhari adalah karya utama Imam Bukhari. Judul lengkap buku beliau ini adalah Al-Jami’ ash-Shahih al- Musnad al-Mukhtashar min Umūri Rasūlillah Shallallahu ’alayhi wa Sallam wa Ayyamihi (Jami’us Shahih), yakni kumpulan hadits-hadits shahih. Beliau menghabiskan waktu selama 16 tahun untuk menyusun bukunya ini. Beliau memperoleh hadits dari beberapa hafizh, antara lain Maky bin Ibrahim, Abdullah bin Usman Al Marwazy, Abdullah bin Musa Al Abbasy, Abu Ashim As Syaibany dan Muhammad bin Abdullah Al Anshari. Karya-karya lainnya antara lain: · Qadlayas Shahabah Wat Tabi’in · At Tarikhul Kabir · At Tarikhul Ausath · Al ‘Adabul Munfarid · Birrul Walidain. Dalam kitab jami’nya, beliau menuliskan 6.397 buah hadits, dengan yang terulang. Yang muallaq sejumlah 1.341 buah, dan yang mutabi’ 384 buah, jadi seluruhnya berjumlah 8.122 buah. Beliau wafat pada malam Sabtu selesai shalat Isya’, tepat pada malam Idul Fitri tahun 252 H/870 M dan dikebumikan di Khirtank, kampung yang tidak jauh dari Samarkand.

Mencium Hajar Aswad dan Melakukan Ramal

Dari Zaid bin Aslam bahwa ayahnya berkata, “Umar bin Khattab r.a. menghadap ke arah sudut (Hajar Aswad) berkata, ‘Demi Allah! Aku mengetahui bahwa engkau adalah sebongkah batu dan tidak dapat memberikanku manfaat maupun mudharat. Bila aku tidak pernah melihat Rasulullah menyentuh (dan mencium)mu, aku tidak akan pernah menyentuh (dan mencium)mu.’ Kemudian ia pun menciumnya dan berkata, ‘Tidak ada alasan bagi kami untuk melakukan Ramal (berjalan cepat dalam Tawaf) kecuali kami ingin memamerkannya kepada kaum musyrikin, dan sekarang Allah telah menghancurkan mereka.’ Umar menambahkan, ‘(Bagaimanapun) Nabi telah melakukannya dan kami tidak ingin meninggalkannya (melakukan Ramal).’”

Narrated Zaid bin Aslam that his father said, “ ‘Umar bin Al Khattab r.a. addressed the corner (Black Stone) saying, ‘By Allah! I know that you are a stone and can neither benefit nor harm. Had I not seen the Prophet touching (and kissing) you, I would never have touched (and kissed) you.’ Then he kissed it and said, ‘There is no reason for us to do Ramal (in Tawaf) except that we wanted to show off before the Mushrikuun, and now Allah has desroyed them.’ ‘Umar added, ‘(Nevertheless) the Prophet did that and we do not want to leave it (i.e. Ramal).’”

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Tiga Ikatan Setan

Dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah berkata, “Selama engkau tidur, setan mengikat tiga ikatan di bagian belakang kepala masing-masing dirimu. Di tiap ikatannya ia membacakan dan menghembuskan kata-kata berikut, ‘Malam hari masih panjang untukmu, maka tidurlah kembali.’ Ketika orang tersebut bangun dan mengingat Allah, salah satu ikatan terlepas; dan ketika ia berwudhu, ikatan yang kedua terlepas, dan ketika ia melakukan sholat, ikatan ketiga terlepas dan ia bangun dengan penuh semangat dalam cara yang baik dan dengan hati yang baik di pagi hari; sebaliknya ia akan bangun dalam cara yang buruk, rasa malas (dan tidak dengan hati yang baik).”

Narrated Abu Hurairah r.a.: Allah’s Messenger said, “During your sleep, Satan knots three knots at the back of the head of each one of you. On every knot he reads and exhales the following words, ‘The night is long for you, so stay asleep.’ When that person wakes up and remembers Allah, one knot is undone; and when he performs ablution, the second knot is undone, and when he offers Salat (prayer) the third knot is undone and one gets up energetic in a good mode and with a good heart in the morning; otherwise he gets up in a bad mode, lazy (and with not a good heart).”

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Perbuatan yang Paling Baik

Dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah telah ditanya, “Apakah perbuatan yang paling baik” Beliau berkata, “Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad SAW).” Beliau ditanya kembali, “Apakah (perbuatan yang paling baik) selanjutnya” Beliau berkata, “Berjihad di jalan Allah.” Beliau pun ditanya kembali, “Apakah yang selanjutnya” Beliau berkata, “Menunaikan haji mabrur.”

Narrated Abu Hurairah r.a.: The Prophet was asked, “Which is the best deed” He said, “To believe in Allah and His Messenger (Muhammad) SAW.” He was then asked, “Which is the next (in goodness)” He said, “To participate in Jihad in Allah’s Cause.” He was again asked, “Which is the next” He said, “To perform Hajj-Mabrur.”

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Yang Bangun di Malam Hari

Dari Ubada bin As Samit r.a.: Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang bangun pada malam hari dan berkata:

‘Laa Ilaaha illallahu Wahdahuu laa syariika lahuu. Lahul mulku, wa lahul hamdu wa Huwa ‘alaa kulli syai’in Qadiir. Alhamdu lillaahi, wa subhaanallaahi, wa laa ilaaha illallaahu, wallaahu akbar, wa laa hawla wa laa quwwata illaa billaah.’

(Tiada yang patut disembah melainkan Allah. Tak ada yang menyamai-Nya. Ia yang Maha Memiliki dan segala puji bagi-Nya. Ia Yang Mahakuasa. Segala puji bagi Allah. Maha Suci Allah, dan tiada yang patut disembah melainkan Allah, dan Allah Maha Besar dan tiada kekuatan melainkan dari Allah). Dan kemudian berkata: ‘Allahummaghfirlii (Ya Allah! Ampunilah aku). Atau berdoa (pada Allah), maka doanya akan dikabulkan dan bila ia berwudhu (dan kemudian melakukan sholat), maka sholatnya akan diterima.”

Narrated ‘Ubada bin As-Samit r.a.: The Prophet said, “Whoever gets up at night and says:

‘Laa Ilaaha illallahu Wahdahuu laa syariika lahuu. Lahul mulku, wa lahul hamdu wa Huwa ‘alaa kulli syai’in Qadiir. Alhamdu lillaahi, wa subhaanallaahi, wa laa ilaaha illallaahu, wallaahu akbar, wa laa hawla wa laa quwwata illaa billaah.’

(None has the right to be worshipped but Allah. He is the Only One Who has no partners. His is the kingdom and all the praises are for Him. He is Omnipotent. All the praises are for Allah. All the glories are for Allah. And none has the right to be worshipped but Allah, and Allah is the Most Great and there is neither might nor power except with Allah). And then says: ‘Allahumma, ighfir lii (O Allah! Forgive me). Or invokes (Allah), he will be responded to and if he performs ablution [and offer salat (prayer)], his Salat will be accepted.”

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Yang Mengampuni Dosa dan Menerima Taubat

Dari Abu Hurairah r.a.: Aku mendengar Rasulullah berkata, “Jika seseorang berbuat sebuah dosa dan kemudian berkata, ‘Ya Allah! Aku telah berbuat dosa, ampunilah aku!’ kemudian, Rabb-nya berkata, ‘Hambaku mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan memberi hukuman, oleh karena itu Aku telah mengampuni hamba-Ku (dosa-dosanya).’ Kemudian ia mencegah dirinya dari dosa untuk sementara waktu dan kemudian kembali melakukan dosa dan berkata, ‘Ya Allah, aku telah melakukan dosa, ampunilah aku,’ dan Allah berkata, ‘Hamba-Ku telah mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan memberi hukuman atasnya, maka Aku telah mengampuni hamba-Ku (dosanya).’ Kemudian ia mencegah dirinya dari dosa untuk sementara dan kemudian kembali melakukan dosa (untuk yang ketiga kalinya) dan berkata,’Ya Allah, aku telah melakukan sebuah dosa, ampunilah aku,’ dan Allah berkata,’Hamba-Ku telah mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan memberikan hukuman atasnya, maka Aku telah mengampuninya (dosanya), ia dapat melakukan apapun yang ia inginkan.’”

Narrated Abu Hurairah r.a.: I heard the Prophet saying, “If somebody commits a sin and then says, ‘O My Lord! I have sinned, please forgive me!’ and, his Lord says, ‘My slave has known that he has a Lord Who forgives sins and punishes for it, I therefore have forgiven my slave (his sins).’ Then he remains without commiting any sin for a while and then again commits another sin and says, ‘O My Lord, I have committed another sin, please forgive me,’ and Allah says, ‘My slave has known that he has a Lord Who forgives sins and punishes for it, I therefore have forgiven my slave (his sin).’ Then he remains without committing any sin for a while and then commits another sin (for the third time) and says, ‘O My Lord, I have committed another sin, please forgive me,’ and Allah says, ‘My slave has known that he has a Lord Who forgives sins and punishes for it, I therefore have forgiven My slave (his sin), he can do whatever he likes.’”

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Berpuasa, Sholat, dan Tidur seperti Rasulullah

Dari Humaid: Aku bertanya pada Anas r.a. mengenai puasanya Rasulullah. Ia berkata, “Setiap kali aku ingin melihat Rasulullah berpuasa di bulan apa saja, aku dapat melihatnya, dan setiap kali aku ingin melihatnya tidak berpuasa, aku dapat melihatnya juga, dan bila aku ingin melihatnya menunaikan shalat di malam apa saja, aku dapat melihatnya, dan bila aku ingin melihatnya tidur, aku dapat melihatnya juga.” Kemudian Anas menambahkan, “Aku tak pernah menyentuh sutra atau beludru selembut tangan Rasulullah, dan tak pernah mencium wewangian atau parfum sesedap harum Rasulullah.”

Narrated Humaid: I asked Anas r.a. about the saum (fasting) of the Prophet. He said, “Whenever I liked to see the Prophet observing Saum (fast) in any month, I could see that, and whenever I liked to see him not observing Saum (fast), I could see that too, and if I liked to see him offering Salat (prayer) in any night, I could see that, and if I liked to see him sleeping, I could see that, too.” Anas further said, “I never touched silk or velvet softer than the hand of Allah’s Messenger, and never smelled musk or perfume more pleasant than the smell of Allah’s Messenger.”

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Tiga Macam Orang yang Diadzab Allah

Dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah berkata, “Ada tiga macam orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada Hari Kebangkitan, dan Allah tidak akan membersihkan mereka dari dosa, dan mereka akan mendapatkan adzab yang menyakitkan. Mereka adalah:

(1) Seseorang yang memiliki air dengan jumlah yang berlebihan (dari yang ia butuhkan) dan ia tidak memberikannya pada para musafir. (2) Seseorang yang berbaiat kepada seorang imam dan memberikan baiatnya hanya untuk kesenangan duniawi; apabila imam tersebut memberikan apa yang ia inginkan, ia menjalankan baiatnya, namun bila tidak maka ia melanggar baiatnya. (3) Seseorang yang menjual sesuatu kepada orang lain setelah waktu ashar dan bersumpah dengan nama Allah (dengan sumpah palsu) bahwa orang lain telah menawar barang yang ia miliki dengan harga tinggi dan si pembeli mempercayainya kemudian membeli barang tersebut, padahal ia tidak ditawarkan apapun untuk barang tersebut.”

Narrated Abu Hurairah r.a.: Allah’s Messenger said, “There are three types of people Allah will neither speak to them on the Day of Resurrection nor will purify them from sins, and they shall have a painful punishment. They are:

(1) A man possesing superfluous water (more than he needs) on a way and he withholds it from the travellers. (2) A man who gives a Bai’a (pledge) to an Imam (ruler) and gives it only for worldly benefits; if the Imam gives him what he wants, he abides by his pledge, otherwise he does not fulfill his pledge. (3) A man who sells something to another man after the ‘Asr prayer and swears by Allah (a false oath) that he has been offered so much for it whereupon the buyer believes him and buys it although in fact, the seller has not been offered such a price.”

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Cerita Rasulullah tentang Dajjal

Dari Abu Sa’id: Suatu hari Rasulullah menceritakan kepada kami sebuah penjelasan panjang mengenai Ad-Dajjal dan di antara hal-hal yang beliau sampaikan kepada kami, adalah: “Ad-Dajjal akan muncul, dan ia terlarang untuk memasuki celah-celah gunung atau jalan masuk ke Madinah. Ia akan bermukim di salah satu tepian laut yang berdekatan dengan Madinah, dan akan datang padanya seorang laki-laki yang akan menjadi yang terbaik atau salah satu dari yang terbaik dari umat manusia. Ia akan berkata, ‘Aku bersaksi bahwa engkau adalah Ad-Dajjal yang telah diceritakan oleh Rasulullah kepada kami.’ Ad-Dajjal akan berkata (kepada orang-orang yang mengikutinya), ‘Apabila aku membunuh laki-laki ini dan kemudian membuatnya hidup kembali, apakah engkau akan meragukan apa yang akan aku katakan’ Mereka akan menjawab, ‘Tidak’. Kemudian Ad-Dajjal akan membunuh laki-laki itu dan kemudian menghidupkannya kembali. Laki-laki tersebut akan berkata, ‘Demi Allah, sekarang aku mengenalimu lebih dari sebelumnya!’ Ad-Dajjal kemudian akan mencoba untuk membunuhnya (kembali) namun ia tidak kuasa melakukannya.”

Narrated Abu Sa’id: One day Allah’s Messenger narrated to us a long narration about Ad-Dajjal and among the things he narrated to us, was: “Ad-Dajjal will come, and he will be forbidden to enter the mountain passes or the entrances of Al-Madina. He will encamp in one of the salt areas neighbouring Al-Madina, and there will come to him a man who will be the best or one of the best of the people. He will say, ‘I testify that you are Ad-Dajjal whose story Allah’s Messenger has told us.’ Ad-Dajjal will say (to his audience), ‘Look, if I kill this man and then give him life, will you have any doubt about my claim’ They will reply, ‘No’. Then Ad-Dajjal will kill that man and then will make him alive. The man will say, ‘By Allah, now I recognize you more than ever!’ Ad-Dajjal will then try to kill him (again) but he will not be given the power to do so.”

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Kisah Turunnya Ayat tentang Hijab

Dari Anas bin Malik bahwa ia telah berumur sepuluh tahun saat Rasulullah hijrah ke Madinah. Ia menambahkan: Aku melayani Rasulullah selama sepuluh tahun (pada saat-saat akhir hidupnya) dan aku mengetahui lebih dari yang orang lain ketahui mengenai peristiwa dimana perintah mengenai hijab turun (kepada Rasulullah). Ubay bin Ka’ab pernah menanyakannya padaku. Perintah tersebut turun (untuk pertama kalinya) saat pernikahan Rasulullah dengan Zainab binti Jahsy berlangsung. Pagi harinya, Rasulullah yang tengah menjadi pengantin mengundang orang-orang untuk menikmati santapan yang dihidangkan dan kemudian pergi. Tetapi ada sekelompok di antaranya tinggal bersama Rasulullah dan mereka berlama-lama di sana. Rasulullah kemudian berdiri dan pergi keluar, dan aku pun mengikutinya pergi hingga beliau sampai ke kediaman Aisyah. Rasulullah mengira bahwa sekelompok orang itu telah pergi, maka beliau kembali, dan aku pun kembali bersamanya hingga ia memasuki kediaman Zainab dan menemukan bahwa mereka (sekelompok orang itu) masih duduk di sana dan belum pergi. Rasulullah kembali meninggalkan tempat itu, dan juga aku yang pergi bersamanya hingga ia kembali ke kediaman Aisyah, dan kembali ia berpikir bahwa sekelompok orang tersebut seharusnya sudah pergi, maka ia pun kembali (ke tempat Zainab), dan juga aku bersamanya, dan menemukan bahwa mereka telah pergi. Pada saat tersebut turunlah ayat mengenai hijab, dan Rasulullah membuat sebuah pembatas antara aku dan dirinya (keluarganya).

Narrated Anas bin Malik that he was a boy of ten at the time when the Prophet emigrated to Al Madina. He added: I served Allah’s Messenger for ten years (the last part of his lifetime) and I know more than the people about the occasion whereupon the order of Al Hijab was revealed (to the Prophet). Ubayy bin Ka’b used to ask me about it. It was revealed (for the first time) during the marriage of Allah’s Messenger with Zainab bint Jahsh. In the morning, the Prophet was a bride-groom of her and he invited the people, who took their meals and went away, but a group of them remained with Allah’s Messenger and they prolonged their stay. Allah’s Messenger got up and went out, and I, too, went out along with him till he came to the lintel of ‘Aisha’s dwelling place. Allah’s Messenger thought that those people had left by then, so he returned, and I, too, returned with him till he entered upon Zainab and found that they were still sitting there and had not yet gone. The Prophet went out again, and so did I with him till he reached the lintel of ‘Aisha’s dwelling place, and then he thought that those people must have left by then, so he returned, and so did I with him, and found people had gone. At that time the Divine Verse of Al Hijab was revealed, and the Prophet set a screen between me and him (his family).

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Umur Umat Taurat, Injil, dan Al-Qur'an

Dari Abdullah bin Umar r.a.: Aku mendengar Rasulullah, ketika ia sedang berdiri di sebuah anak tangga, berkata, “Sisa waktu keberadaan kalian (di bumi) dibandingkan dengan kaum sebelummu, adalah seperti masa di antara waktu Ashar dan tenggelamnya matahari. Pengikut Taurat telah diberikan kitab Taurat dan mereka beribadah atasnya hingga tengah hari, kemudian mereka merasa lelah dan masing-masing mendapat satu Qirat atas apa yang telah mereka kerjakan. Dan pengikut Injil telah diberikan kitab Injil dan mereka beribadah atasnya hingga waktu Ashar, kemudian mereka merasa lelah dan masing-masing mendapat satu Qirat atas apa yang telah mereka kerjakan. Kemudian kamu telah diberikan kitab Al-Qur'an dan kamu beribadah atasnya hingga matahari terbenam maka kamu masing-masing mendapatkan dua Qirat (dua kali lebih banyak dibandingkan kaum sebelumnya).

Kemudian pengikut Taurat berkata, ‘Ya Tuhan kami! Orang-orang ini telah bekerja lebih sedikit dari apa yang telah kami lakukan tetapi mendapatkan ganjaran yang lebih besar.’ Allah berkata, ‘Apakah Aku telah mengambil dari apa yang engkau dapatkan’ Mereka berkata, ‘Tidak.’ Kemudian Allah berkata,’Itulah kehendak-Ku yang Aku limpahkan kepada siapa yang Aku kehendaki.’”

Narrated Abdullah bin Umar r.a.: I heard Allah’s Messenger, while he was standing on the pulpit, saying, “The remaining period of your stay (on the earth) in comparison to the nations before you, is like the period between the ‘Asr prayer and sunset. The people of the Taurat (Torah) were given the Torah and they acted upon it till midday, and then they were worn out and were given for their labour, one Qirat each. Then the people of the Injeel (Gospel) were given the Injeel and they acted upon it till the time of the Asr prayer, and then they were worn out and were given (for their labour), one Qirat each. Then you people were given the Quran and you acted upon it till sunset and so you were given two Qirat each (double the reward of the previous nations).” Then the people of the Taurat (Torah) said, ‘O our Lord! These people have done a little labour (much less than we) but have taken a greater reward.’ Allah said, ‘Have I withheld anything from you reward’ They said, ‘No.’ Then Allah said, ‘That is My Favour which I bestow on whom I wish.’”

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Rahasia Rasulullah untuk Fatimah

Dari Aisyah r.a., Ummul Mukminin: Kami, para istri Rasulullah, sedang duduk bersama Rasulullah dan tidak satupun dari kami yang pergi hingga Fatimah a.s. berjalan menghampiri, dan Demi Allah, gaya berjalannya sangat mirip dengan Rasulullah. Ketika beliau melihatnya, beliau menyambutnya dan berkata, “Selamat datang, wahai anakku!” Kemudian beliau menyuruhnya duduk di sisi sebelah kanan atau kirinya, menceritakan sebuah rahasia kepadanya, dimana ia kemudian menangis tersedu-sedu. Ketika beliau menyadari kesedihannya, beliau kemudian menceritakannya sebuah rahasia untuk yang kedua kalinya, dan ia menjadi tertawa. Hanya aku, dari para istri Rasulullah, yang berkata padanya, “(Ya Fatimah), Rasulullah telah memilihmu dari kami semua untuk sebuah pembicaraan rahasia dan masih juga engkau menangis” Ketika Rasulullah berdiri, (dan kemudian pergi) aku bertanya padanya, “Apa yang telah beliau ceritakan padamu” Ia berkata, “Aku tidak akan membuka rahasia dari Rasulullah.” Tetapi ketika Rasulullah telah wafat aku (kembali) bertanya padanya, “Aku memohon padamu dengan sungguh-sungguh dengan apa yang menjadi hakku atasmu, untuk memberitahuku (pembicaraan rahasia antara Rasulullah dan dirimu).” Ia berkata, “Sebab engkau bertanya padaku sekarang, ya, (aku akan memberitahukannya).” Ia memberitahuku dengan berkata, “Ketika beliau menceritakan rahasia itu pada kali pertama, beliau berkata bahwa Jibril biasa mengulang bacaan Al-Qur'an dengan Rasulullah sekali dalam setahun. Beliau menambahkan, ‘Tetapi tahun ini ia (Jibril) melakukannya dua kali, dan kemudian aku berpikir bahwa waktu ajalku sudah dekat. Maka, takutlah pada Allah, dan bersabarlah, sebab aku akan menjadi pendahulumu yang terbaik di Hari Kemudian.’” Fatimah menambahkan, “Maka aku pun menangis seperti yang engkau saksikan. Dan ketika Rasulullah mendapatiku bersedih, beliau menceritakan rahasia padaku untuk kali yang kedua dan berkata, ‘Ya Fatimah, tidakkah engkau bergembira sebab engkau akan menjadi pemimpin dari para wanita yang beriman (para mukminat).”’

Narrated ‘Aishah r.a., Mother of the believers: We, the wives of the Prophet were all sitting with the Prophet and none of us had left, Fatima a.s. came walking, and by Allah, her gait was very similar to that of Allah’s Messenger. When he saw her, he welcomed her, saying, “Welcome, O my daughter!” Then he made her sit on his right or his left, confided something to her, whereupon she wept bitterly. When he noticed her sorrow, he confided something more to her for the second time, and she started laughing. Only I, from among the Prophet’s wives said to her, “(O Fatima), Allah’s Messenger selected you from amongst us for the secret talk and still you weep” When Allah’s Messenger got up, (went away) I asked her, “What did he confide to you” She said, “I wouldn’t disclose the secret of Allah’s Messenger.” But when he SAW died I asked her, “I beseech you earnestly by what right I have upon you, to tell me (that secret talk which the Prophet had with you).” She said, “As you ask me now, yes, (I will tell you).” She informed me, saying, “When he talked to me secretly the first time, he said that Jibril (Gabriel) used to review the Quran with him once every year. He added, ‘But this year he reviewed it with me twice, and therefore I think that my time of death has approached. So, be afraid of Allah, and be patient, for I am the best predecessor for you (in the Hereafter).”’ Fatima added, “So I wept as you (Aishah) witnessed. And when the Prophet saw me in this sorrowful state, he confided the second secret to me saying, ‘O Fatima! Will you not be pleased that you will be chief of all the believing women (or chief of the women of this nation i.e., my followers)’”

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Keutamaan Akhir Malam

Dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah bersabda, “Allah, Yang Maha Pengasih, Maha Kuasa, turun setiap malam ke surga yang terdekat dengan kita selama sepertiga malam terakhir dan Ia berkata, “(Adakah) yang berdoa kepada-Ku, (meminta apapun dari-Ku) sehingga Aku akan menjawab doanya, (Adakah) yang meminta pada-Ku sehingga akan Aku penuhi permintaannya, (Adakah) yang memohon ampunan dari-Ku, sehingga akan Aku ampuni dia”

Narrated Abu Hurairah r.a.: Allah’s Messenger said, “Our Lord, the Blessed, the Superior, comes down every night on the nearest heaven to us during the last third of the night and He says, “(Is there anyone) who invokes Me, (demands anything from Me) so that I may respond to his invocation (Is there anyone) who asks Me so that I may grant him his request (Is there anyone) who seeks My Forgiveness, so that I may forgive him”


Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Keutamaan Sholat Sunnah sesudah Berwudhu

Dari Abu Hurairah r.a.: Pada waktu sholat Fajar tiba Rasulullah bertanya kepada Bilal, “Katakan padaku kebaikan yang telah kau lakukan setelah memeluk Islam, sebab aku mendengar langkah kakimu di depanku di surga.” Bilal menjawab, “Aku tidak melakukan apapun yang patut untuk disebutkan kecuali kapanpun aku berwudhu selama siang atau malam hari, aku melakukan sholat sesudahnya sebanyak yang tertulis untukku.”

Narrated Abu Hurairah r.a.: At the time of the Salat-ul-Fajr (Fajr prayers) the Prophet asked Bilal, “Tell me of the best deed you did after embracing Islam, for I heard your footsteps in front of me in Paradise.” Bilal replied, “I did not do anything worth mentioning except that whenever I performed ablution during the day or night, I offered Salat (prayer) after that ablution as much as was written for me.”


Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Tertidur hingga Tertinggal Shalat

Dari Abu Qatada: Ketika orang-orang tertidur larut malam sehingga mereka tidak melaksanakan Shalat Subuh, Rasulullah bersabda, "Allah telah menggenggam ruh-ruh kalian (membuatmu tertidur) ketika Ia berkehendak, dan mengembalikannya (kepada tubuh kalian) ketika Ia berkehendak." Maka orang-orang pun bangun dan pergi memenuhi panggilan alam, berwudhu, sampai matahari telah naik tinggi dan ia berwarna putih (bersinar cerah), kemudian Rasulullah bangkit dan melaksanakan shalat.

Narrated Abu Qatada: When the people slept so late that they did not offer the (morning) Salat (prayer), the Prophet said, "Allah captured your souls (made you sleep) when He willed, and returned them (to your bodies) when He willed." So the people got up and went to answer the call of nature, performed ablution, till the sun had risen and it had become white (shining brightly), then the Prophet got up and offered the Salat (prayer).


Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Sujud Sahwi

Dari Abdullah r.a.: Rasulullah mengimami kami dalam Sholat Zuhur dan melakukan lima rakaat. Seseorang bertanya padanya apakah “shalat telah selesai ditunaikan”. Beliau (Rasulullah) berkata, “Dan apakah itu?” Mereka (para jamaah) menjawab, “Engkau telah melakukan lima rakaat.” Kemudian Rasulullah melakukan dua sujud (sahwi) setelah ia menyelesaikan shalat dengan salam.

Narrated ‘Abdullah r.a.: The Prophet led us in Zuhr prayer and offered five rak’a. Somebody asked him whether “the Salat (prayer) had been increased.” He (the Prophet) said, “And what is that?” They (the people) replied, “You have offered five rak’a.” Then the Prophet offered two prostrations (of Sahw) after he had finished his Salat (prayer) with the Taslim.


Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Neraka bagi si Pembunuh dan yang Terbunuh

Dari Al Ahnaf bin Qais: Aku pergi untuk membantu lelaki itu (Ali r.a.), dan di perjalanan aku bertemu Abu Bakar yang bertanya kepadaku, "Ke mana engkau hendak pergi?" Aku menjawab, "Aku hendak pergi untuk membantu lelaki itu." Ia berkata, "Kembalilah, sebab aku mendengar Rasulullah bersabda, 'Bila dua orang muslim bertemu dengan pedang mereka, maka (keduanya) si pembunuh dan yang terbunuh akan berada di Neraka.' Aku berkata, 'Ya Rasulullah! Tidak mengapa untuk si pembunuh, namun bagaimana dengan yang terbunuh?' Beliau berkata, 'Yang terbunuh telah memiliki hasrat untuk membunuh lawannya.'"

Narrated Al-Ahnaf bin Qais: I went to help that man (i.e., 'Ali), and on the way I met Abu Bakra who asked me, "Where are you going?" I replied, "I am going to help that man." He said, "Go back, for I heard Allah's Messenger saying, 'If two muslims meet each other with their swords, then (both) the killer and the killed one are in the (Hell) Fire.' I said, 'O Allah's Messenger! It is alright for the killer, but what about the killed one?' He said, 'The killed one was eager to kill his opponent.'"

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Dosa-dosa yang Paling Besar

Dari Anas bin Malik r.a.: Rasulullah berkata, "Dosa-dosa yang paling besar adalah: (1) Menyekutukan Allah, (2) Membunuh manusia, (3) Bersikap membangkang terhadap orang tua, (4) dan membuat pernyataan palsu," atau dikatakan, "memberikan kesaksian palsu."

Narrated Anas bin Malik r.a.: The Prophet said, "The biggest of Al Kaba'ir (the great sins) are: (1) To join others (as partners) in worship with Allah, (2) to murder a human being, (3) to be undutiful to one's parents, (4) and to make a false statement," or said, "to give a false witness."

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Perjumpaan dengan-Nya

Dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah bersabda, “Allah berkata, ‘Apabila hamba-Ku menyukai perjumpaan dengan-Ku, Aku pun menyukai perjumpaan dengannya; dan apabila ia tidak menyukai perjumpaan dengan-Ku, Aku pun tidak menyukai perjumpaan dengannya.’”

Narrated Abu Hurairah r.a.: Allah’s Messenger said, “Allah said, ‘If My slave loves the Meeting with Me, I too love the Meeting with him; and if he dilikes the Meeting with Me, I too diliske the Meeting with him.’”

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Mematuhi Nabi

Dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah berkata, "Tinggalkan aku (jangan bertanya kepadaku mengenai hal-hal yang tidak kusebutkan atau jelaskan kepadamu) seperti aku meninggalkanmu, sebab orang-orang sebelum kamu mengalami kehancuran karena pertanyaan-pertanyaan dan perselisihan mereka dengan nabi-nabi mereka. Maka, jika aku melarangmu melakukan sesuatu, jauhilah. Dan bila aku memerintahkanmu untuk melakukan sesuatu, maka lakukanlah semampumu."

Narrated Abu Hurairah r.a.: The Prophet said, "Leave me (don't ask me about things which I don't mention or explain to you) as I leave you, for the people who were before you were ruined because of their questions and their differences over their Prophets. So, if I forbid you from doing something, then keep away from it. And if I order you to do something, then do of it as much as you can."

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Amanah Rasulullah

Dari Aisyah r.a.: Barangsiapa mengatakan padamu bahwa Rasulullah menyembunyikan sesuatu dari wahyu yang diturunkan, jangan percaya padanya, sebab Allah Ta’ala berfirman,

“Hai Rasul (Muhammad)! Sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhan-mu. Dan jika kamu tidak mengerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya…” (Qs. 5:67)

Narrated ‘Aishah r.a.: Whosoever tells you that the Prophet concealed something of the Divine Revelation, do not believe him, for Allah Ta’ala said:

“O Messenger (Muhammad)! Proclaim (the Message) which has been sent down to you from your Lord. And if you do not, then you have not conveyed His Message…” (V. 5:67)


Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Membalas Kekasaran Musuh dengan Permohonan Ampunan

Dari Abi Abdirrahman Abdillah ibni Mas'ud ra berkata, "Seolah aku masih melihat Rasulullah SAW tengah menceritakan seorang nabi di antara para nabi shalawatuhu wa salamuhu alaihim yang dipukul oleh kaumnya hingga berdarah. Nabi itu lalu menyeka darah dari wajahnya seraya berdoa,"Ya Allah, ampunilah kaumku, karena mereka tidak tahu"". (HR. Muttafaqun 'alaihi)

On the authority of Abu 'Abdul - Rahman 'Abdullah bin Mas'ud (may Allah be pleased with him) who reported: I can still recall as if I am seeing the Messenger of Allah (may peace be upon him) resembling one of the Prophets whose people scourged him and shed his blood, while he wiped blood from his face, he said: "O Allah! Forgive my people, because they certainly do not know." (Reported by Al - Bukhari and Muslim)

Penjelasan:
1. Kisah tentang kesabaran para nabi dalam menanggung siksaan ketika menyampaikan dakwah kepada manusia.

2. Di antara akhlaq nabi adalah menjawab kejahilan dengan permohonan ampun dan toleransi 3. Anjuran untuk tidak meladeni kekasaran orang jahil dengan tindakan yang seperti mereka lakukan.

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Sampai Matahari Terbit dari Arah Barat

Dari Abi Musa Abdullah bin Qais Al-Asy'ari ra dari Nabi SAW berkata, "Sesungguhnya Allah SWT tetap mengulurkan tangannya pada malam hari agar orang yang bermaksiat pada siangnya bertaubat. Dan masih mengulurkan tanggannya pada siang hari agar orang yang bermaksiat pada malam hari bisa bertaubat. Sampai matahari terbit dari arah barat (terjadinya kiamat)." (HR Muslim)

On the authority of Abu Musa 'Abdullah bin Qais Al - Ash'ari (may Allah be pleased with him) who narrated that the Messenger of Allah (may peace be upon him) said: "Allah, the Exalted, will continue to stretch out His Hand in the night so that the sinners of the day may repent, and continue to stretch His Hand in the daytime so that the sinners of the night may repent, until the sun rises from the west." (Reported by Muslim)

Penjelasan :
1. Bahwa rahmat Allah dan permaafaannya untuk hamba-Nya berlaku sepanjang zaman, bukan hanya untuk masa tertentu saja.

2. Anjuran untuk segera bertaubat bila jatuh pada maksiat baik malam hari atau siang hari.

3. Diterimanya taubat terus berlaku selama pintunya masih terbuka.

4. Pintu taubat akan ditutup pada saat kiamat terjadi, yang dimulai dengan terbitnya matahari dari arah barat sebagai tanda kiamat kubra.


Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Mimpi yang Baik dan Buruk

Dari Abu Said Al Khudri r.a.: Rasulullah berkata, “Apabila di antara kamu melihat mimpi yang ia sukai, maka itu adalah dari Allah, dan ia harus bersyukur pada Allah untuknya dan menceritakannya kepada yang lain; namun bila ia melihat sesuatu yang lain, contohnya sebuah mimpi yang tidak ia sukai, maka itu adalah dari setan, dan ia harus meminta perlindungan dari Allah atas kejahatannya, dan ia tidak boleh menceritakannya kepada siapapun, agar tidak mencelakakannya.”

Narrated Abu Sa’id Al-Khudri r.a.: The Prophet said, “If anyone of you sees a dream that he likes, then it is from Allah, and he should thank Allah for it and narrate it to others; but if he sees something else, i.e., a dream that he dislikes, then it is from Satan, and he should seek refuge with Allah from its evil, and he should not mention it to anybody, for it will not harm him.”

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Kecemburuan Allah SWT


Dari Abi Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah SWT itu pencemburu. Dan kecemburuan Allah itu adalah ketika seseorang mengerjakan apa yang diharamkan Allah SWT." (HR Muttafaq alaihi)

On the authority of Abu Hurairah (may Allah be pleased with him) that the Holy Prophet (may peace be upon him) said: "Verily, Allah, the Exalted, becomes angry, and His Anger is provoked when a person does what Allah has declared unlawful." (Reported by Al - Bukhari and Muslim)

Butir Hikmah:
1. Cemburu adalah salah satu sifat Allah, namun tidak sama dengan cemburu yang ada pada manusia.

2. Mengerjakan perbuatan haram menimbulkan kecemburuan Allah.

3. Kewajiban untuk menjauhi apa yang diharamkan Allah.

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Musibah dan Ujian sebagai Penghapus Dosa

Dari Anas bin Malik r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Manakala Allah SWT menghendaki kebaikan pada hamba-Nya, maka dipercepatlah hukuman untuknya di dunia. Dan manakala Allah SWT menghendaki keburukan pada hamba-Nya, maka dosanya ditunda untuk disiksa pada hari kiamat." (HR Tirmizy dengan sanad hasan shahih).

On the authority of Anas (may Allah be pleased with him) who reported that Allah's Messenger (may peace be upon him) said, "When Allah intends good for His slave, He punishes him in this world, but when He intends an evil for His slave, He does not hasten to take him to task but calls him to account on the Day of Resurrection." (Reported by Al - Tirmidhi)

Butir-butir Hikmah:
1. Sabar atas musibah dan penyakit bagi seorang mukmin akan menjadi pembersih dari dosa.

2. Di antara wujud kecintaan Allah SWT kepada hamba-Nya adalah dengan jalan memberinya ujian di dunia ini.

3. Seorang hamba yang baik hendaknya ridha atas ujian dari Allah SWT tanpa putus asa atau murka saat menerimanya.

Keutamaan Akhir Malam

Dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah bersabda, “Allah, Yang Maha Pengasih, Maha Kuasa, turun setiap malam ke surga yang terdekat dengan kita selama sepertiga malam terakhir dan Ia berkata, “(Adakah) yang berdoa kepada-Ku, (meminta apapun dari-Ku) sehingga Aku akan menjawab doanya, (Adakah) yang meminta pada-Ku sehingga akan Aku penuhi permintaannya, (Adakah) yang memohon ampunan dari-Ku, sehingga akan Aku ampuni dia”

Narrated Abu Hurairah r.a.: Allah’s Messenger said, “Our Lord, the Blessed, the Superior, comes down every night on the nearest heaven to us during the last third of the night and He says, “(Is there anyone) who invokes Me, (demands anything from Me) so that I may respond to his invocation (Is there anyone) who asks Me so that I may grant him his request (Is there anyone) who seeks My Forgiveness, so that I may forgive him”

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Makanan yang Haram

Dari Aisyah r.a.: Abu Bakar pernah memiliki seorang budak yang biasa memberikannya sebagian dari pendapatannya. Abu Bakar biasa makan darinya. Suatu hari ia membawa sesuatu dan Abu Bakar makan darinya. Budak itu berkata padanya, "Tahukah engkau apa ini?" Abu Bakar lalu bertanya, "Apakah ini?" Budak itu berkata, "Suatu ketika, pada masa Jahiliyah aku meramalkan masa depan seseorang walaupun sebenarnya aku tidak mengetahui apapun tentang ilmu ramal, tetapi aku telah membohonginya, dan ketika ia bertemu denganku ia memberikanku sesuatu untuk apa yang kulakukan untuknya, dan itulah asal muasal dari apa yang engkau makan." Kemudian Abu Bakar memasukkan tangannya ke dalam mulutnya dan memuntahkan apapun yang ada di dalam perutnya."

Narrated Aishah r.a.: Abu Bakr had a slave who used to give him some of his earnings. Abu Bakr used to eat from it. One day he brought something and Abu Bakr ate from it. The slave said to him, "Do you know what is this?" Abu Bakr then enquired, "What is it?" The slave said, "Once, in the Pre-Islamic Period of Ignorance I foretold somebody's future though I did not know this knowledge of foretelling, but I cheated him, and when he met me he gave me something for that service, and that is what you have eaten from." Then Abu Bakr put his hand in his mouth and vomited whatever was there in his stomach."


Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Selama Imam Mematuhi Aturan-Nya

Dari Qais bin Abi Hazim: Abu Bakar pergi menemui seorang wanita dari suku Ahmas bernama Zainab binti Al Muhajir dan menemukan bahwa ia menolak untuk berbicara. Ia bertanya, "Mengapa ia tidak mau bicara?" Orang-orang berkata, "Ia telah berniat untuk melakukan haji tanpa berbicara." Ia berkata padanya, "Bicaralah, sebab dilarang bagimu untuk tidak berbicara, sebagaimana ia adalah perbuatan (tradisi) dari kaum jahiliyah." Maka ia pun berbicara dan berkata, "Siapakah engkau?" Ia (Abu Bakar) menjawab, "Seorang laki-laki dari kaum Muhajirin." Ia bertanya, "Kaum Muhajirin yang mana?" Ia menjawab, "Dari Quraisy." Ia bertanya, "Dari bagian mana kaum Quraisy?" Ia berkata, "Engkau bertanya terlalu banyak; aku adalah Abu Bakar." Ia berkata, "Berapa lamakah kami dapat menikmati perintah kebaikan (agama Islam) yang telah Allah turunkan ini setelah Masa Jahiliyah?" Ia berkata, "Engkau akan menikmatinya selama Imam (pemimpin)mu tetap pada kaidah-kaidah dan aturan-aturannya." Ia bertanya, "Apakah Imam itu?" Ia berkata, "Adakah kepala dan pemimpin dari bangsamu yang memberikan perintah kepada rakyat dan rakyat mematuhi mereka?" Ia berkata, "Ya." Ia berkata, "Maka mereka lah yang kumaksudkan."

Narrated Qais bin Abi Hazim: Abu Bakr went to a lady from the Ahmas tribe called Zainab bint Al-Muhajir and found that she refused to speak. He asked, "Why does she not speak?" The people said, "She has intended to perform Hajj without speaking." He said to her, "Speak, for it is illegal not to speak, as it is an action (i.e. tradition) of the Pre-Islamic Period of Ignorance." So she spoke and said, "Who are you?" He said, "A man from the emigrants." She asked, "Which emigrants." He replied, "From Quraish." She asked, "From which branch of Quraish are you?" He said, "You ask too many questions; I am Abu Bakr." She said, "How long shall we enjoy this good order (i.e., Islamic religion) which Allah has brought after the Period of Ignorance?" He said, "You will enjoy it as long as your Imam keep on abiding by its rules and regulations." She asked, "What are the Imam?" He said, "Were there not heads and chiefs of your nation who used to order the people and they used to obey them?" She said, "Yes." He said, "So they (i.e., the Imam) are those whom I meant."

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Rasulullah dan Gunung Uhud

Dari Anas bin Malik r.a.: Rasulullah suatu kali mendaki gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Gunung tersebut berguncang bersama mereka. Rasulullah berkata (kepada gunung itu), "Tenanglah, Ya Uhud! Di atasmu hanyalah seorang Nabi, seorang Siddiq, dan dua orang syuhada.

Narrated Anas bin Malik r.a.: The Prophet once climbed the mountain of Uhud with Abu Bakr, Umar and Uthman. The mountain shook with them. The Prophet said (to the mountain), "Be firm, O Uhud! For on you there are no more than a Prophet, a Siddiq, and two martyrs."

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Menyerang bagai Elang

Dari Abdurrahman bin Auf: Ketika aku sedang bertarung di baris terdepan pada hari (perang) Badar, tiba-tiba, aku melihat ke arah belakang dan melihat pada sisi kanan dan kiriku dua orang anak laki-laki, dan aku tidak merasa tenang berdiri di antara mereka. Kemudian salah satu dari mereka bertanya kepadaku secara diam-diam hingga yang lain tidak dapat mendengar, "Wahai Paman! Tunjukkan padaku Abu Jahal." Aku bertanya, "Wahai Keponakan! Apa yang akan kau lakukan padanya?" Ia berkata, "Aku telah berjanji pada Allah bahwa apabila aku melihatnya (Abu Jahal), aku akan membunuhnya atau terbunuh sebelum aku membunuhnya." Lalu anak lelaki yang lain diam-diam mengatakan hal yang sama padaku hingga temannya tidak mendengar. Aku tidak pernah merasa begitu senang berada di antara dua orang laki-laki daripada mereka. Kemudian aku menunjukkannya (Abu Jahal) kepada mereka. Keduanya lantas menyerangnya seperti dua ekor elang sampai mereka membuatnya roboh. Kedua anak laki-laki itu adalah anak dari Afra' (seorang wanita Anshar).

Narrated 'Abdur-Rahman bin 'Auf: While I was fighting in the front file on the day (of the battle) of Badr, suddenly, I looked behind and saw on my right and left two young boys, and did not feel safe by standing between them. Then one of them asked me secretly so that his companion may not hear, "O Uncle! Show me Abu Jahl." I asked, "O nephew! What will you do to him?" He said, "I have promised Allah that if I see him (i.e., Abu Jahl), I will either kill him or be killed before I kill him." Then the other (boy) said the same to me secretly so that his companion should not hear. I would not have been pleased to be in between two other men instead of them. Then I pointed him (i.e., Abu Jahl) out to them. Both of them attacked him like two hawks till they knocked him down. Those two boys were the sons of 'Afra' (i.e., an Ansari woman).

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Kejujuran Melahirkan Keberkahan dalam Usaha

Dari Abu Khalid Hakim bin Hizam ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Penjual dan pembeli bebas belum terikat, selagi mereka belum berpisah. Maka jika masing-masing jujur serta saling menjelaskan keadaan barang/hartanya, diberkahi jual-beli itu. Tetapi jika mereka saling menyembunyikan cacat serta saling berdusta, terhapuslah keberkahan jual-beli itu." (HR Muttafaq 'alaihi)

On the authority of Abu Khalid Hakim bin Hizam (may Allah be pleased with him) who reported that Allah's Messenger (may peace be upon him) said, "Both parties in a business transaction have a right to annul it so long as they have not separated; and if they tell the truth and make everything clear to each other (i.e., the seller and the buyer speak the truth, the seller with regard to what is purchased, and the buyer with regard to the money) they will be blessed in their transaction, but if they conceal anything and lie, the blessing on their transaction will be eliminated." (Reported by al-- Bukhari and Muslim)

Fawaid
1. Kunci keberkahan di dalam sebuah usaha, apapun bentuknya, adalah kejujuran dan keterbukaan. Maksudnya, tidak boleh menyembunyikan cacat, cela atau pun kekurangan yang ada pada benda yang dijualnya.

2. Bila sebuah transaksi bisnis dijalankan dengan cara-cara yang menipu, tidak terbuka serta dengan cara menutup-nutupi cacatnya, maka keberkahannya akan dihilangkan oleh Allah. Dan pada kenyataannya, pedagang yang demikian akan ditinggalkan oleh konsumennya. Dan di akhirat, pedagang yang tidak jujur harus merasakan azab api neraka yang panas.

3. Di dalam hadits ini terdapat sebuah landasan hukum tentang khiyarul-majlis, yaitu kesempatan untuk membatalkan transaksi jual-beli meski sudah terjadi, yaitu selama keduanya belum berpisah. Namun pensyariatan khiyarul-majlis ini tidak disepakati oleh Asy-Syafi'iyah dan Al-Hanafiyah. Mereka mengatakan bila kedua belah pihak sudah selesai bicara yang menyepakati transaksi, tidak bisa dimentahkan lagi, meski masih sama-sama di dalam satu majelis.

Sumber: Shafwatul Ahadits (CD), waqaf M. Rasyid Ali Maktum


Implementasi Rasa Syukur dengan Ibadah yang Berkualitas

Dari Aisyah ra. berkata bahwa Nabi SAW melakukan shalat malam hingga pecah-pecah kakinya. Aku bertanya, "Mengapa sampai demikian Ya Rasulullah? Bukankah Allah telah mengampuni semua dosamu, baik yang telah lewat atau yang belum?" Beliau menjawab, "Tidak bolehkah aku menjadi seorang hamba yang bersyukur?" (HR Bukhari Muslim)

On the authority of `A'ishah (may Allah be pleased with her) who reported: The Prophet (may peace be upon him) would stand (in prayer) so long that the skin of his feet would crack. I asked him, "Why do you do this while your past and future sins have been forgiven?" He said, "Should I not be a grateful slave of Allah?" 

Fawaid
1. Beribadah kepada Allah SWT bukan hanya karena kita berharap pahala semata, tetapi juga dimotivasi atas rasa syukur kita terhadap semua nikmat yang telah kita peroleh.

2. Bentuk syukur yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW bukan dengan pesta pora, makan-makan, bagi-bagi hadiah atau kaulan, apalagi melakukan aneka ragam maksiat. Tetapi wujud syukur salah satunya adalah dengan melakukan shalat tahajjud hingga kaki pecah-pecah.

3. Ibnu Abi Jamrah menyebutkan bahwa janganlah seseorang diantara kita terbetik dalam benaknya bahwa yang dimaksud dengan dosa-dosa Rasululah SAW sebagaimana dosa-dosa kita manusia. Sebab tiap nabi itu makshum (terpelihara dari dosa besar dan kecil).

Sumber: Shafwatul Ahadits (CD), waqaf M. Rasyid Ali Maktum

Bersegera Melaksanakan Niat Baik Jangan Ditunda

Dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Bersegeralah melakukan amal-amal shalih, sebab akan terjadi fitnah bagaikan penggalan malam yang gelap. Di mana seseorang pada sore hari masih mukmin namun pagi harinya telah kafir, atau pada pagi hari mukmin dan pada sore hari menjadi kafir. Dia menjual agamanya dengan secuil kesenangan dunia." (HR Mulim)

On the authority of Abu Hurairah (may Allah be pleased with him) who reported that the Messenger of Allah (may peace be upon him) said, "Be prompt in doing good deeds (before you are overtaken) by turbulence which would be like a part of the dark night. A man would be a believer in the morning and turn to disbelief in the evening, or he would be a believer in the evening and turn disbeliever in the morning, and would sell his Faith for worldly goods." (Reported by Muslim)

Fawaid
1. Bila kita sudah punya niat baik untuk mengerjakan suatu amal shalih, hendaklah segera dikerjakan dan jangan ditunda-tunda. Semakin cepat terlaksana amal baik itu akan semakin baik.

2. Salah satu alasan mengapa niat beramal baik itu harus disegerakan adalah karena kita tidak tahu, mungkin saja niat seseorang berubah kembali karena fitnah dan godaan duniawi.

3. Hadits ini memberi isyarat bahwa perubahan seseorang dari imam kepada kufur bisa saja terjadi hanya dalam waktu yang sangat singkat. Pagi hari masih beriman namun sore hari sudah kufur. Karena itu segeralah melaksanakan amal-amal shalih secepatnya.

Sumber: Shafwatul Ahadits (CD), waqaf M. Rasyid Ali Maktum


Allah Bersama Orang-Orang yang Memperjuangkan Agama-Nya


Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. berkata, "Ketika kami (Abu Bakar dan Rasulullah SAW) berada di gua Tsur, Aku melihat kaki orang-orang musyrikin di atas kepala kami. Aku berkata, "Ya Rasulallah, seandainya seorang dari mereka menunduk melihat ke kaki mereka, pastilah dia akan melihat kita." Beliau SAW menjawab, "Apa persangkaanmu terhadap dua orang yang mana Allah menjadi yang ketiganya." (HR Bukhari Muslim)

On the authority of Abu Bakr al-- Siddiq (may Allah be pleased with them) who said: When the Messenger of Allah (may peace be upon him) and I were in the cave of Thaur and I saw the feet of the polytheists who were above us at the mouth of the cave (on the eve of the Emigration), I submitted, "O Messenger of Allah! If one of them were to look down below his feet, he would see us." He (may peace be upon him) said, "O Abu Bakr! What do you think of two whose third is Allah." (Reported by al-- Bukhari and Muslim)


Fawaid
1. Pentingnya tsiqah (percaya) pada pertolongan Allah serta perasaan tenang karena berada di dalam perlindungan-Nya, setelah kita memperjuangkan agama Allah serta mengupayakan dakwah dengan sungguh-sungguh.

2. Pengorbanan Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. dan kesetiaan beliau kepada Rasulullah SAW.

3. Allah SWT beserta orang-orang yang memperjuangkan dakwah, yaitu selali menolong dan melindungi mereka.

Ketika Akan Pergi Tidur

Dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah bersabda, “Ketika di antara kamu akan pergi tidur, ia harus membersihkan debu (dari tempat tidur)nya sebanyak tiga kali dengan pinggir kainnya, dan berkata:

Bismika Rabbi wada’tu janbi, wa bika arfa’uhu. In amsakta nafsi faghfir laha, wa in arsaltaha fahfazha bima tahfazu bihi ibadakassalihin.

“Dengan nama-Mu Ya Allah, aku berbaring (di atas tempat tidur), dan dengan nama-Mu aku bangkit darinya. Bila Engkau menggenggam jiwaku, maka ampunila ia; dan bila Engkau melepasnya, jagalah ia dengan apa Engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang beriman.”

Narrated Abu Hurairah r.a.: The Prophet said, “When anyone of you goes to bed, he should dust it off thrice with the edge of his garment, and say: 

Bismika Rabbi wada’tu janbi, wa bika arfa’uhu. In amsakta nafsi faghfir laha, wa in arsaltaha fahfazha bima tahfazu bihi ibadakassalihin.

“In Your Name O Lord, I put my side (on the bed), and in Your (Name) I will raise it. If You should capture my soul, then forgive it; and if You should release it, protect it with what You protect Your righteous slaves.”

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Mimpi Rasulullah

Dari Abu Said Al Khudri r.a.: Aku mendengar Rasulullah berkata, “Ketika aku sedang tidur, (beberapa) orang telah muncul dalam mimpiku. Mereka mengenakan baju, beberapa di antaranya hanya menutupi dada mereka, dan beberapa yang lain sedikit lebih panjang. Kemudian Umar lewat di depanku dan bajunya tampak begitu panjang sampai-sampai ia harus menyeretnya.” Mereka bertanya, “Apa yang engkau tafsirkan darinya, Ya Rasulullah?” Beliau berkata, “Agama.”

Narrated Abu Sa’id Al-Khudri r.a.: I heard Allah’s Messenger saying, “While I was sleeping, (some) people were displayed before me (in a dream). They were wearing shirts, some of which were merely covering their (chests), and some were a bit longer. Then there passed before me ‘Umar and his shirt was so long that he was dragging it.” They asked, “What have you interpreted it, O Allah’s Messenger?” He said, “Religion.”

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Ganjaran bagi Perbuatan Baik

Dari Abu Said r.a.: Suatu kali, seorang Badui mendatangi Rasulullah dan bertanya pada beliau mengenai hijrah. Rasulullah berkata, "Rahmat Allah atasmu! Permasalahan hijrah ini sangat sulit. Apakah engkau memiliki beberapa ekor unta?" Ia mengiyakan. Kemudian Rasulullah berkata, "Apakah engkau mengeluarkan zakatnya?" Ia mengiyakan. Rasulullah berkata, "Apakah engkau membiarkan orang lain memanfaatkan susunya secara cuma-cuma?" Ia mengiyakan. Kemudian Rasulullah bertanya, "Apakah engkau memberikannya dalam waktu mereka minum dan memberikan susu untuk mereka yang miskin dan membutuhkan?" Ia mengiyakan. Rasulullah berkata, "Lakukanlah hal seperti ini sebanyak mungkin, dan tidak ada keraguan bahwa Allah tidak akan mengurangi (menyia-nyiakan ganjaran dari) setiap perbuatan baikmu."

Narrated Abu Sa'id r.a.: Once, a bedouin came to the Prophet and asked him about the emigration. The Prophet said, "Mercy of Allah be on you! The matter of emigration is very difficult. Have you got some camels?" He replied in the affirmative. Then the Prophet said, "Do you give their Zakat?" He replied in the affirmative. The Prophet said, "Do you let others benefit by their milk gratis?" He replied in the afffirmative. Then the Prophet asked, "Do you milk them on their watering days and give their milk to the poor and needy?" He replied in the affirmative. The Prophet said, "Go on doing like this from beyond the seas, and there is no doubt that Allah will not decrease (waste the reward of) any of your good deeds."


Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Menyebut Nama Allah sebelum Makan

Dari Aisyah r.a.: Orang-orang berkata pada Rasulullah, "Ya Rasulullah! Inilah orang-orang yang telah memeluk Islam dan mereka membawa daging, dan kami tidak tahu apakah mereka telah menyebut nama Allah ketika menyembelih hewan-hewan itu atau tidak." Rasulullah berkata, "Kamu harus menyebut nama Allah dan memakannya."

Narrated 'Aishah r.a.: The people said to the Prophet, "O Allah's Messenger! Here are people who have recently embraced Islam and they bring meat, and we do not know whether they had mentioned Allah's Name while slaughtering the animals or not." The Prophet said, "You should mention Allah's Name and eat."

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Shalat Malam Rasulullah

Dari Ibnu Abbas r.a.: Suatu kali aku menginap di rumah (bibiku) Maimunna (r.a. istri Rasulullah) ketika Rasulullah sedang bersamanya, untuk melihat bagaimana shalat malam Rasulullah. Rasulullah berbincang dengan istrinya sebentar dan kemudian tidur. Ketika tiba waktu sepertiga akhir malam, Rasulullah bangun dan melihat ke arah langit dan menyebutkan sebuah ayat:

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi (seperti yang terdapat dalam firman-Nya) terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." (Qs. 3:190)

Kemudian beliau bangkit dan berwudhu, menyikat giginya dan menunaikan sebelas rakaat. Kemudian Bilal mengumandangkan adzan untuk shalat dan sesudah itu Rasulullah melakukan shalat sunnah dua rakaat kemudian pergi untuk mengimami kaum muslimin shalat Fajar.

Narrated Ibnu Abbas r.a.: Once I stayed overnight at the house of (my aunt) Maimunna (r.a. the wife of the Prophet) while the Prophet was with her, to see how was the night Salat (prayer) of Allah's Messenger. Allah's Messenger talked to his wife for a while and then slept. When it was the last third of the night (or part of it), the Prophet got up and looked towards the sky and recited the Verse:

"Verily, in the creation of the heavens and the earth (up to His Statement) there are indeed signs for the men of understanding." (V. 3:190)

Then he got up and performed the ablution, brushed his teeth and offered eleven Rak'a. Then Bilal pronounced the Adhan for As-Salat whereupon the Prophet offered a two Rak'a (Sunna) prayer and went out to lead the people in Fajr (morning compulsory congregational) Salat (prayer).


Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Menegur Penguasa adalah Jihad yang Utama

Dari Abi Said Al-Khudhry ra. dari Nabi SAW berkata, "Jihad yang paling utama adalah menyampaikan perkataan yang adil kepada penguasa yang lalim." (HR Abu Daud dan Tirmizy)

On the authority of Abu Sa'id al-- Khudri (may Allah be pleased with him) that the Messenger of Allah (may peace be upon him) said, "The best type of Jihad (striving in the way of Allah) is speaking a true word in the presence of a tyrant ruler." (Reported by Abu Dawud and al-- Tirmidhi)

Fawaid
1. Jihad itu ada berbagai tingkatan, dari yang terendah hingga yang tertinggi.

2. Jihad itu bukan hanya perang di medan laga, menegur penguasa agar bersikap adil dan amanah serta berpegang teguh pada agama juga bagian dari jihad. Bahkan merupakan jihad yang utama.

3. Amar makruf dan Nahi Mungkar punya kedudukan yang sangat tinggi di dalam Islam, karena itu harus selalu ditegakkan pada siapa saja meski terhadap penguasa sekalipun.

Sumber: Shafwatul Ahadits (CD), waqaf M. Rasyid Ali Maktum

Allah Akan Datang Mendekati Hamba-Nya Bila Dia Mendekati-Nya

Dari Anas r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda tentang yang diriwayatkannya dari tuhannya, "Bila seorang hamba mendekat kepada-Ku (Allah) sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Bila dia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan bila dia mendekatiku dengan berjalan, maka Aku mendekatinya dengan berlari. (HR Bukhari)

On the authority of Anas (may Allah be pleased with him) who reported that the Holy Prophet (may peace be upon him) said: "Allah the Exalted said: 'When a slave of Mine draws near to Me a span, I draw near to him a cubit; and if he draws near to Me a cubit, I draw near to him a fathom. And if he comes to Me walking, I go to him running'." (Reported by Al - Bukhari)

Fawaid
1. Hadits ini menjelaskan tentang salah satu sifat Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Memberi. Dia memberi lebih besar dari yang diberikan oleh hamba-Nya.

2. Allah itu akan mendekati hamba-Nya manakala hamba-Nya itu berupaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

3. Allah SWT punya sifat-sifat yang berbeda dengan manusia, meskipun nama sifat itu ada kemiripan dengan sifat manusia.

Semua Urusan bagi Seorang Mukmin adalah Kebajikan


Dari Abu Yahya Suhaib bin Sinan r.a. berkata: Rasulullah Saw bersabda, "Sungguh indah perkara orang-orang mu’min itu, terdapat kebaikan baginya dalam segala hal dan ini hanya untuk orang-orang mu’min. Apabila ia mendapat nikmat, maka ia bersyukur kepada Allah dan hal itu baik untuknya. Bila ia mendapat musibah, maka ia bersabar dan hal itu lebih baik baginya." (HR Muslim)

On the authority of Abu Yahya Suhaib bin Sinan (may Allah be pleased with him) who reported that: The Messenger of Allah (may peace be upon him) said, "How wonderful is the case of a believer; there is good for him in everything and this applies only to a believer. If prosperity attends him, he expresses gratitude to Allah and that is good for him; and if adversity befalls him, he endures it patiently and that is better for him." (Reported by Muslim) 

Butir Hikmah:
1. Kewajiban untuk bersabar saat dalam kesulitan dan bersyukur saat mendapat kebahagiaan.

2. Kehidupan ini bagi seorang muslim merupakan tambang emas untuk mendapatkan pahala dari Allah, baik dalam keadaan senang maupun susah.

3. Sebaliknya, orang yang kurang imannya akan menyia-nyiakan semua kondisi yang dialaminya. Musibah dihadapinya dengan ketidak-sabaran dan kenikmatan dihadapinya dengan lupa diri.

Surga sebagai Ganti Atas Kehilangan Mata

 


Dari Anas bin Malik ra berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Allah Azza wa Jalla berfirman, "Bila Aku menguji hamba-Ku dengan (mencabut) kedua kecintaannya (penglihatannya), namun dia tetap bersabar, maka Aku ganti dengan surga." (HR Bukhari)

On the authority of Anas (may Allah be pleased with him) who said that he heard Allah's Messenger (may peace be upon him) declaring: "Allah, the Glorious and Exalted said: 'When I afflict my slave in his two dear things (i.e., his eyes), and he endures patiently, I shall compensate him for them with Paradise.." (Reported by Al - Bukhari)

Butir Hikmah:
1. Rasulullah SAW mengkhususkan mata karena mata adalah sesuatu yang paling berharga untuk manusia.

2. Surga adalah sebaik-baik penggantian, sebab kenikmatan mata akan fana bersama dengan kefanaan dunia. Sedangkan kenikmatan surga akan abadi selamanya.

3. Ujian dari Allah SWT kepada hamba-Nya bukanlah karena kurangnya ilmu-Nya, melainkan untuk menampilkan kesabaran hamba-Nya agar mendapatkan balasan ganjaran yang setimpal.

Taubat Pezina yang Cukup untuk 70 Penduduk Madinah

Dari Abi Nujaid Imran bin Husain Al-Khuza'i r.a. bahwa seorang wanita dari Bani Juhainah datang kepada Nabi SAW di mana dia mengandung anak zina. Wanita itu berkata, "Ya Rasulallah, aku terkena hukum hudud dan rajamlah aku." Maka Nabi memanggil wali wanita itu dan berkata, "Peliharalah dia baik-baik dan bila telah lahir anaknya bawalah kemari." Perintah nabi itu dilaksanakan olehnya. Kemudian setelah melahirkan, wanita itu dihukum rajam. Sesudah mati dishalatkan oleh Rasulullah SAW. Umar ra berkata, "Ya Rasulallah, Anda menyolatkannya padahal dia berzina?" Beliau SAW menjawab, "Wanita ini telah bertobat yang bila tobatnya itu dibagikan kepada 70 penduduk Madinah niscaya masih cukup. Adakah orang yang lebih utama dari yang menyerahkan dirinya kepada hukum Allah?" (HR. Muslim)

On the authority of `Imran bin Al - Husain Al - Khuza`i (may Allah be pleased with him) who narrated: A woman from the tribe Juhainah came to the Messenger of Allah (may peace be upon him) while she was pregnant from (Zina) adultery and said to him: "O Messenger of Allah! I have committed an offense liable to Hadd (prescribed punishment), so exact the execution of the sentence." The Messenger of Allah (may peace be upon him) called her guardian and said to him, "Treat her kindly. Bring her to me after the delivery of the child." That man complied with the orders. At last the Prophet (may peace be upon him) commanded to carry out the sentence. Her clothes were secured around her and she was stoned to death. The Prophet (may peace be upon him) led her funeral prayers. `Umar submitted: "O Messenger of Allah! She committed Zina and you have performed funeral prayer for her?" He replied, "Verily, she made repentance which would suffice for seventy of the people of Medina if it is divided among them. Can there be any higher degree of repentance than that she sacrificed her life voluntarily to win the Pleasure of Allah, the Exalted?."
(Reported by Muslim)


Fawaid
1. Sebesar apapun dosa seseorang namun bila dia menyesal dan bertaubat secara sungguh-sungguh, maka dosa-dosanya akan dihapus Allah dan kembali seperti bayi lagi.

2. Di antara perilaku seorang muslim yang baik adalah behenti dan menyesal atas dosa yang pernah dilakukannya serta bersedia menerima hukuman yang berlaku dengan sepenuh kesadaran dan keikhlasan.

3. Hukum syariah yang diterapkan di dunia akan menghapus dosa di akhirat, apabila diiringi dengan penyesalan dan taubat yang hakiki.

4. Seorang yang hamil karena zina ditunda pelaksanaan hukumannya hingga bayi itu dilahirkan. Sebab bayi itu sendiri tidak punya dosa sehingga tidak boleh disakiti dengan cara menghukum ibunya yang masih mengandungnya.

Semua Ummat Muhammad SAW Masuk Surga

Dari Abi Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Semua ummatku akan masuk surga, kecuali yang tidak mau." Ditanyakan kepada beliau SAW, "Siapakah orang yang tidak mau masuk surga, Ya Rasulallah?" Beliau bersabda, "Orang yang mentaatiku dia akan masuk surga dan orang yang menentangku maka dia tidak mau (masuk surga)." (HR Bukhari)

On the authority of Abu Hurairah (may Allah be pleased with him) who reported that the Holy Prophet (may peace be upon him) said, "Everyone of my Ummah will enter Paradise except those who refuse." He was asked, "Who will refuse?" He (may peace be upon him) said, "Whoever obeys me, shall enter Paradise, and whosoever disobeys me, refuses to (enter Paradise)" (Reported by al-- Bukhari)

Fawaid
1. Kesempatan masuk surga buat seorang muslim umat Nabi Muhammad SAW sangat besar. Dan bila sampai tidak masuk surga, berarti memang dia tidak mau.

2. Orang yang mentaati serta menjalankan syariat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dipastikan masuk surga.

3. Orang yang melakukan maksiat serta mengingkari apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah orang yang tidak ingin masuk surga.

Jangan Shalat Sambil Mengantuk dan Bila Mengantuk Tidur Dulu Baru Shalat

Dari Aisyah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Bila seseorang di antara kalian sudah mulai mengantuk dan dia melakukan shalat, maka hendaklah dia tidur, hingga hilang kantuknya. Sebab bila dia tetap shalat dalam keadaan mengantuk, dia tidak tahu apakah dia minta ampun atau malah mencaci maki dirinya sendiri (HR Muttafaqun 'alaihi)

On the authority of `A'ishah (may Allah be pleased with her) who reported that the Messenger of Allah (may peace be upon him) said, "When one of you feels drowsy during prayer, let him lie down till drowsiness goes away from him, because when one of you performs prayers while feeling sleepy, he does not know whether he seeks forgiveness or abuses himself." (Reported by al-- Bukhari and Muslim)

Fawaid
1. Rasulullah SAW tidak suka pada orang yang memaksakan diri untuk melakukan ibadah, sementara pisiknya sudah tidak mampu melakukannya.

2. Terlalu berlebihan dalam segala hal, termasuk dalam masalah ibadah, justru akan melahirkan masalah baru. Sehingga bukannya mendapatkan kebaikan tetapi malah mendapatkan yang sebaliknya.

3. Shalat itu membutuhkan kesegaran pikiran dan tubuh, sehingga sebaiknya bila keadaan tubuh masih lelah, harus disegarkan terlebih dahulu dengan tidur beberapa saat. Kecuali bila waktu shalat wajibnya sudah hampir habis.

Mata yang Dijamin Terhindar dari Api Neraka

Dari Ibnu Abbas ra. berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Ada dua mata yang tidak akan tersentuh api neraka. Mata yang menangis karena takut kepada Allah. Dan mata yang begadang berjaga dalam jihad fi sabilillah." (HR At-Tirmizy - Hasan Shahih)

On the authority of Ibn `Abbas (may Allah be pleased with him) who reported that he heard Allah's Messenger (may peace be upon him) saying, "Two eyes will never be touched by the fire of Hell; an eye which weeps out of Fear of Allah and an eye which spends the night in guarding in the Cause of Allah." (Reported by al-- Tirmidhi)

Fawaid
1. Orang yang menangis karena takut kepada Allah SWT akan dijaga dari tersentuh api neraka. Maka sering-seringlah menangis dan mohon ampunan atas dosa-dosa yang pernah dilakukan, agar jangan sampai terkena siksa neraka yang pedih.

2. Orang yang turut berjihad di jalan Allah akan dijaga dari api neraka, matanya berjaga di jalan Allah demi tegaknya agama Islam.

3. Jangan sampai kita menggunakan mata ini untuk begadang yang bukan-bukan dan tidak ada manfaatnya. Atau hanya sekedar melihat-lihat yang tidak ada menambah iman kepada Allah. Sebab yang dijamin terhindar dari api neraka adalah mata yang menangis karena Allah dan berjaga di medan jihad.

Beramal Sedikit Tapi Dapat Balasan Sangat Besar

Dari Al-Barra' ra. berkata bahwa seorang laki-laki (yang belum masuk Islam) mendatangi Nabi SAW dan bertanya, "Ya Rasulallah, apakah aku ikut perang atau masuk Islam dulu?" Beliau SAW menjawab, "Masuk Islam-lah terlebih dahulu kemudian berperanglah." Maka orang itu masuk Islam, lalu ikut perang dan terbunuh (syahid di medan perang). Rasulullah SAW bersabda, "Orang itu baru beramal sedikit tapi mendapat ganjaran yang sangat besar." (HR Bukhari dan Muslim).

On the authority of al-- Bara' (may Allah be pleased with him) who reported: A man equipped with arms came to the Prophet (may peace be upon him) and asked, "O Messenger of Allah! Should I go and fight or should I embrace Islam first?" He (may peace be upon him) replied, "Enter in the fold of Islam and then fight." He embraced Islam and fought until he was killed. Thereupon the Messenger of Allah (may peace be upon him) said, "He accepted Islam for a short time but was rewarded much."
(Reported by al-- Bukhari and Muslim)


Fawaid
1. Bahwa segala macam jenis amal, sebaik apapun, tidak akan diterima oleh Allah SWT, kecuali setelah orang tersebut masuk Islam terlebih dahulu.

2. Menjadi muslim itu menghapus dosa-dosa seseorang yang pernah dilakukannya selama masih menjadi orang kafir.

3. Besarnya ganjaran mati syahid di jalan perang membela agama Islam. Bahkan langsung mengantarkan pelakunya masuk surga.

Banyak Cara untuk Mendapatkan Pahala

Dari Abu Dzarr ra. berkata bahwa orang-orang mengadu, "Ya Rasulallah, orang-orang kaya telah menguasai (memborong) semua pahala kebaikan, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa. Dan mereka mampu bersedekah dengan kelebihan harta mereka, (sedangkan kami tidak bisa)." Rasulullah SAW menjawab, "Bukankah Allah telah membuatkan untuk kalian apa-apa yang bisa kalian sedekahkan? Sesungguhnya setiap tasbih merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid (memuji Allah) merupakan sedekah, setiap tahlil merupakan sedekah, setiap perintah untuk mengerjakan yang makruf merupakan sedekah, setiap larangan dari berbuat mungkar merupakan sedekah, setiap berjima' (dengan istri) merupakan sedekah." Mereka bertanya, "Apakah bila kami mendatangi istri kami dan melampiaskan nafsu seksual juga mendapatkan pahala?" Beliau SAW menjawab, "Bukankah bila kalian melampiaskannya kepada wanita yang haram, akan mendapatkan dosa? Maka demikianlah, bila dilakukan pada wanita yang halal (istri), akan mendatangkan pahala." (HR Muslim)

On the authority of Abu Dharr (may Allah be pleased with him) who reported: Some people said to the Messenger of Allah (may peace be upon him), "O Messenger of Allah, the rich have taken away (all the) reward. They observe prayer as we do; and give charity out of their surplus wealth." Upon this he (the Prophet (may peace be upon him)) said, "Has Allah not prescribed for you (a course) following which you can (also) give charity? In every declaration of the glorification of Allah (i.e., saying Subhan Allah) there is a charity, and in every Takbir (i.e., saying Allahu Akbar) is a charity, and in every celebration of praise (saying al-- hamdu lillah) is a charity, and in every declaration that He is One (La ilaha illallah) is a charity, and in enjoining of good is a charity, and in forbidding evil is a charity, and in man's sexual intercourse (with his wife) there is a charity." They (the Companions) said, "O Messenger of Allah, is there reward for him who satisfies his sexual need among us?" He said, "You see, if he were to satisfy it with something forbidden, would it not be a sin on his part? Similarly, if he were to satisfy it legally, he should be rewarded." 
(Reported by Muslim)


Fawaid
1. Para shahabat terbiasa berlomba-lomba untuk saling memperbanyak pahala amal kebajikan. Bahkan mereka saling iri (yang positf) bila orang lain bisa mendapatkan lebih banyak. Sehingga mereka pun mengadu kepada Rasulullah SAW.

2. Luasnya pengertian ibadah dalam Islam dan sangat terbukanya kesempatan untuk bisa tetap mendapatkan pahala kebajikan, meski pun tidak punya harta. Tapi hal itu tidak perlu menjadi penghalang.

3. Bahkan melakukan hubungan seksual dengan istri sekali pun merupakan sedekah dan mendatangkan pahala. Sehingga tidak ada halangan apapun bagi seorang muslim untuk tetap bisa ikut berkompetisi dalam menangguk pahala kebajikan.

Lakukan Apapun yang Bermanfaat Buat Umat

Dari Abu Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Aku telah melihat seorang laki-laki berjalan-jalan di dalam surga. (Dia masuk surga) lantaran pernah menebang pohon yang menghalangi jalan dan bisa mencelakakan orang Islam yang lewat" .(HR Muslim).

On the authority of Abu Hurairah (may Allah be pleased with him) who reported that the Holy Prophet (may peace be upon him) said, "I saw a man going about in Paradise (and enjoying himself) as a reward for cutting from the middle of the road, a tree which was causing 
inconvenience to the Muslims." (Reported by Muslim) 

Fawaid
1. Keutamaan menghindarkan bahaya yang dapat mencelakakan orang lain, sehingga orang yang menghindarkannya bisa masuk surga.

2. Islam sangat memberikan perhatian kepada pelayanan publik. Demi keamanan dan kenyamanan bersama. Semua itu akan mendapatkan pahala dari Allah, meski kelihatannya sepele.

3. Kita harus punya perhatian lebih dalam hal-hal yang terkait dengan kepentingan publik, sebab di balik apa yang kita kerjakan untuk publik itu, ada kemungkinan kita mendapat balasan surga. Meski jasa kita tidak pernah dikenang orang lain. Cukuplah Allah yang mencatat amal itu dan cukuplah surga sebagai balasan. Tidak ada yang kita harapkan lebih dari surga, bukan?

Pemimpin dan Wanginya Syurga

Dari Ma’qil: Aku mendengar Rasulullah SAW berkata, “Siapapun yang telah Allah berikan amanat untuk menjadi pemimpin suatu kaum lalu ia tidak memimpin dengan jujur, maka ia tidak akan pernah mencium wanginya syurga.”

Narrated Ma’qil: I heard the Prophet saying, “Any man whom Allah has given the authority of ruling some people and he does not look after them in an honest manner, will never have even the smell of Paradise.”

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar

Dari Ibnu Abbas r.a.: Ketika (jenazah) Umar diletakkan di pembaringannya, semua orang berdiri mengitarinya dan menyebut serta berdoa pada Allah untuknya sebelum jenazahnya dibawa pergi, dan aku berada di antara mereka. Tiba-tiba aku merasakan seseorang memegang bahuku, dan ternyata orang tersebut adalah Ali bin Abi Thalib. Ali memohon ampunan Allah utuk Umar dan berkata, “Ya Umar! Engkau tidak meninggalkan di belakangmu seseorang yang ingin aku tiru perbuatannya dan kemudian menemui Allah dengan kecintaanku pada apa yang telah kau lakukan. Demi Allah! Aku selalu berpikir bahwa Allah akan menjadikanmu selalu berada bersama dua orang temanmu, dan aku seringkali mendengar Rasulullah berkata, “Aku, Abu Bakr, dan Umar pergi (ke suatu tempat); aku, Abu Bakr dan Umar memasuki (suatu tempat); dan aku, Abu Bakar dan Umar telah meninggalkannya.”

Narrated Ibn ‘Abbas r.a.: When (the dead body of) Umar was put on his deathbed, the people gathered around him and invoiced (Allah) and prayed for him before the body was taken away, and I was amongst them. Suddenly I felt somebody taking hold my shoulder and found out that he was Ali bin Abi Thalib. Ali invoked Allah’s Mercy for Umar and said, “O Umar! You have not left behind you a person whose deeds I like to imitate and meet Allah with more than I like your deeds. By Allah! I always thought that Allah would keep you with your two companions, for very often I used to hear the Prophet saying, “I, Abu Bakr, and Umar went (somewhere); I, Abu Bakr and Umar entered (somewhere); and I, Abu Bakr and Umar went out.”

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Berada Bersama yang Dicintai

Dari Anas r.a.: Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah tentang Hari Pengadilan dan berkata “Kapankah saat itu datang” Rasulullah berkata, “Apa yang telah engkau persiapkan untuknya” Laki-laki itu berkata, “Tidak ada, kecuali bahwa aku mencintai Allah dan Rasul-Nya” Rasulullah berkata, “Engkau akan berada bersama mereka yang engkau cintai” Kami tak pernah merasa begitu senang seperti saat kami mendengar perkataan Rasulullah, “Kamu akan berada bersama mereka yang kamu cintai” Oleh sebab itu, aku mencintai Rasulullah, Abu Bakr dan Umar, dan aku berharap bahwa aku dapat berada bersama mereka sebab kecintaanku pada mereka, walaupun apa yang telah aku perbuat tak sebanding dengan mereka.

Narrated Anas r.a.: A man asked the Prophet about the Hour (i.e. Day of Judgement) saying, “When will the Hour be” The Prophet said, “What have you prepared for it” The man said, “Nothing, except that I love Allah and His Messenger” The Prophet said, “You will be with those whom you love” We had never been so glad as we were on hearing that saying of the Prophet, i.e., “You will be with those whom you love” Hence, I love the Prophet, Abu Bakr and Umar, and I hope that I will be with them because of my love for them though my deeds are not similar to theirs.

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Jenazah Orang yang Berhutang dan Ahli Waris

Dari Abu Hurairah r.a.: Sesosok jenazah dari orang yang terlibat hutang pernah dibawakan ke hadapan Rasulullah SAW, yang berkata, “Apakah ia meninggalkan sesuatu untuk membayar hutangnya” Apabila benar ia telah meninggalkan sesuatu untuk menutupi hutangnya, maka Rasulullah berkenan untuk memimpin shalat jenazahnya; jika sebaliknya, beliau akan berkata pada kaum muslimin (yang hadir di sana), “Pimpinlah shalat jenazah saudaramu ini.”; namun ketika Allah (menganugerahi) Rasulullah kemenangan (dalam ekspedisi sucinya), beliau berkata, “Aku lebih dekat kepada orang-orang yang beriman dibandingkan diri mereka sendiri, maka, apabila salah seorang di antara mereka mati dalam keadaan berhutang, aku akan membayarnya, namun bila ia meninggalkan harta, itu akan menjadi milik ahli warisnya.”

Narrated Abu Hurairah r.a.: A dead man in debt used to be brought to Allah’s Messenger, who would ask, “Has he left anything to repay his debts” If he was informed that he had left something to cover his debts, the Prophet would offer the funeral Salat (prayer) for him; otherwise he would say to the Muslims (present there), “Offer the funeral Salat (prayer) for your friend”; but when Allah (enriched) the Prophet by making him victorious (in his Holy-expeditions), he said, “I am closer to the believers than themselves, so, if one of the believers dies in debt, I will repay it, but if he leaves wealth, it will be for his heirs.”

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Penyelamat dari Api Neraka

Dari Abu Sa’id (Al Khudri): Seorang wanita mendatangi Rasulullah dan berkata, “Ya Rasulullah! Kami (hanya) mendapatkan manfaat dari apa yang engkau ajarkan, maka berikanlah kepada kami waktumu, satu hari dimana kami dapat menemuimu agar engkau dapat mengajarkan kami apa yang telah Allah ajarkan padamu.” Rasulullah berkata, “Berkumpullah kalian pada suatu waktu dan pada suatu tempat .” Mereka pun berkumpul (pada waktu dan tempat yang telah ditentukan) kemudian Rasulullah menemui mereka dan mengajarkan mereka apa yang telah Allah ajarkan padanya. Beliau kemudian berkata, “Tidak ada seorang wanita pun di antara kamu yang telah ditinggalkan oleh tiga orang anaknya (yang mati sebelum berumur baligh) kecuali mereka akan menghindarkannya (wanita tersebut) dari api (neraka).” Seorang wanita di antara mereka berkata, “Ya Rasulullah! Bagaimana bila ia kehilangan dua orang anaknya” Wanita itu mengulangi pertanyaannya dua kali, dan kemudian Rasulullah berkata, “Walaupun hanya dua, walaupun hanya dua, walaupun hanya dua!”

Narrated Abu Sa’id (Al Khudri): a woman came to Allah’s Messenger and said, “O Allah’s Messenger! Men (only) benefit by your teachings, so please devote to us from (some of) your time, a day on which we may come to you so that you may teach us of what Allah has taught you.” Allah’s Messenger said, “Gather on such and such a day at such and such a place.” They gathered (on the appointed day and place) and Allah’s Messenger came to them and taught them of what Allah had taught him. He then said, “No woman among you who has lost her three children (whose three children died before attaining the age of puberty) but that they will screen her from the (Hell) fire.” A woman among them said, “O Allah’s Messenger! If she lost two children” She repeated her question twice, whereupon the Prophet said, “Even two, even two, even two!”

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Niat dari Setiap Perbuatan

Dari Umar bin Khattab r.a.: Rasulullah bersabda, “Wahai manusia! Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung daripada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan ganjaran sesuai dengan apa yang ia niatkan. Maka, barangsiapa yang hijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah untuk Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrah karena nikmat dunia atau karena seorang wanita yang ia nikahi, maka hijrahnya adalah untuk apa yang ia tuju.”

Narrated Umar bin Al-Khattab r.a.: The Prophet said, “O people! The reward of deeds depends upon the intentions, and every person will get the reward according to what he has intended. So, whosoever emigrates for Allah and His Messenger, then his emigration will be for Allah and His Messenger, and whosoever emigrates to take worldly benefit or for a woman to marry, then his emigration will be for what he emigrated for.”

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Non Muslim Masuk Islam: Dosa-Dosanya Langsung Hilang

Dari Amr bin Al-Ash ra. berkata, "Ketika Allah azza wa jalla memasukkan Islam ke dalam hatiku, aku mendatangi Rasulullah SAW untuk memba'iatku. Beliau SAW menjulurkan tangannya kepadaku. Namun aku berkata, "Aku tidak akan berbai'at dengan Anda, ya Rasulallah hingga Anda mintakan aku ampunan atas dosaku." Rasulullah SAW menjawab, "Ya Amr, tidakkah kamu tahu bahwa hijrah itu menghapus dosa-dosa sebelumnya? Ya Amr, tidakkah kamu tahu bahwa masuk Islam itu menghapus dosa-dosa sebelumnya?" (HR Ahmad)

Fawaid:

1. Masuk Islamnya seseorang memang berangkat dari hidayah yang Allah masukkan ke dalam relung hati seseorang. Bukan semata-mata petunjuk dari manusia.

2. Berpindah agama dari selain Islam dan menjadi seorang pemeluk agama Islam akan memberikan banyak kebaikan. Salah satunya diampuninya dosa-dosa yang telah lampau, sehingga seorang yang baru saja masuk Islam akan bersih dari dosa bagaikan bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya.

3. Amar bin Al-'Ash tahu bahwa ketidak-islamannya selama ini meniggalkan jejak dosa, maka beliau SAW meminta jaminan kepada Rasulullah SAW agar diampuni dosanya dengan masuknya beliau ke dalam agama Islam.


Sumber: Shafwatul Ahadits (CD), waqaf M. Rasyid Ali Maktum

Generasi Terbaik

Dari Imran bin Husain r.a.: Rasulullah bersabda, “Mereka yang terbaik dari pengikutku adalah mereka yang hidup pada jamanku (generasi para sahabat), kemudian mereka yang hidup sesudahnya dan kemudian mereka yang sesudahnya.” Imran menambahkan, “Aku tidak ingat apakah beliau menyebutkan dua atau tiga generasi setelah generasi para sahabat”, kemudian Rasulullah menambahkan, “Akan datang sesudahmu, orang-orang yang memberikan kesaksian tanpa diminta untuk bersaksi, dan mereka adalah orang-orang yang tidak jujur dan tidak dapat dipercaya, dan mereka berjanji namun mengingkari janjinya; dan kegemukan akan terlihat pada diri mereka.”

Narrated Imran bin Husain r.a.: Allah’s Messenger said, “The best of my followers are those living in my century (generation), then those coming after them and then those coming after the latter.” Imran added, “I do not remember whether he mentioned two or three centuries (generations) after his century (generation), then the Prophet added, “There will come after you, people who will bear witness without being asked to give witness, and they will be dishonest and not trustworthy, and they will vow and will not fulfill their vows; and fatness will appear among them.”

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Ketaatan Hanya untuk Hal yang Baik

Dari Ali r.a.: Rasulullah SAW mengirimkan sebuah pasukan (untuk sebuah operasi militer) dan menunjuk seorang laki-laki dari golongan Anshar sebagai komandan dan memerintahkan mereka (pasukan tersebut) untuk mematuhinya. (Selama operasi militer tersebut berlangsung) pada suatu saat komandan tersebut marah kepada mereka dan berkata, “Bukankah Rasulullah memerintahkan kalian untuk mematuhiku” Mereka berkata, “Benar.” Ia berkata, “ Aku memerintahkan kalian untuk mengumpulkan kayu dan menyalakan api dan kemudian ceburkan diri kalian ke dalamnya.” Lalu mereka mengumpulkan kayu dan membuat api, tetapi ketika mereka sedang akan menceburkan diri mereka ke dalamnya, mereka pun saling berpandangan, dan sebagian di antara mereka berkata, “Kami mengikuti Rasulullah untuk menghindarkan diri dari api neraka. Bagaimana kami harus memasukinya sekarang” Maka sementara mereka berada dalam pendirian mereka, api tersebut pun padam dan kemarahan komandan mereka mereda. Peristiwa tersebut diceritakan kepada Rasulullah SAW dan beliau berkata, “Apabila mereka telah memasukinya (api tersebut) mereka tidak akan pernah keluar darinya selamanya, ketaatan hanya diperintahkan untuk perbuatan yang baik.”

Narrated Ali r.a.: The Prophet sent an army unit (for some campaign) and appointed a man from the Anshar as its commander and ordered them (the soldiers) to obey him. (During the campaign) he became angry with them and said, “Didn’t the Prophet order you to obey me” They said, “Yes.” He said, “I order you to collect wood and make a fire and then throw yourselves into it.” So they collected wood and made a fire, but when they were about to throw themselves into it they started looking at each other, and some of them said, “We followed the Prophet to escape from the (Hell) Fire. (How) should we enter it now” So while they were in that state, the fire extinguished and their commander’s anger abated. The event was mentioned to the Prophet and he said, “If they had entered it (the fire) they would never have come out of it, for obedience is required only in what is Al-Ma’ruf (Islamic Monotheism and all that Islam has ordained and all that is good).”

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)

Imam Sholat, Pendekkan Bacaanmu !

Dari Abu Mas’ud Al Anshari: Seorang laki-laki mendatangi Rasulullah SAW dan berkata, “Ya Rasulullah! Demi Allah, aku meninggalkan sholat subuh berjamaah oleh sebab imam sholat memperpanjang bacaannya.” Aku belum pernah melihat Rasulullah begitu geram dalam memberikan nasehat seperti hari itu. Beliau kemudian berkata, “Wahai kalian! Sebagian di antaramu telah membuat yang lain membenci (perbuatan baik, seperti sholat, dan lain-lain.). Maka barang siapa di antaramu menjadi imam shalat, hendaklah ia memperpendeknya (bacaan sholatnya) karena di antara mereka terdapat orang-orang tua, orang-orang lemah, dan mereka yang memiliki urusan mendesak (memiliki pekerjaan yang sangat penting untuk segera dilakukan).”

Narrated Abu Mas’ud Al Anshari: A man came to Allah’s Messenger and said, “O Allah’s Messenger! By Allah, I fail to attend the morning congregational Salat (prayer) because so-and-so (i.e. Mu’adh bin Jabal) prolongs the Salat (prayer) when he leads us for it.” I had never seen the Prophet more furious in giving advice than he was on that day. He then said, “O people! Some of you make others dislike [good deeds, i.e. Salat (prayer) etc.]. So whoever among you leads the people in Salat (prayer), he should shorten it (make it brief) because among them are the old, the weak and the one who is in a state that requires urgent relief (having some urgent jobs to do).”

Sumber: Shahih Bukhari, Darussalaam (CD)